HARIAN BOGOR RAYA - Warga Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Jumat, 20 September 2024 sekitar pukul 04.00 WIB merasakan peristiwa ledakan tungku pengolahan logam.
Ledakan tungku pengolahan logam itu sendiri menimbulkan getaran. Bahkan merusak sejumlah rumah warga dari getaran itu.
Pihak kepolisian yang mendapat laporan ledakan tungku logam itu pun segera menuju lokasi. Pihak Kepolisian juga melakukan pengecekan di lokasi ledakan tungku pengolahan logam itu.
Baca Juga: Polsek Leuwiliang Lakukan Investigasi Insiden Ledakan di Sebuah Tiang Listrik
Kapolsek Ciampea, Kompol Suminto melalui keterangannya membenarkan adanya kejadian ledakan tungku logam tersebut. Ia pun membenarkan kejadiannya sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
Mengenal Wilayan Ciampea, Tempat Kejadian Ledakan Tungku Logam
Dilansir dari laman web Universitas Sains dan Teknologi Komputer, Ciampea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ciampea sendiri terdiri dari 13 kelurahan/desa.
Ciampea terkenal pada masa lalu (dengan sebutan lamanya Tjampea). Pasalnya, di Ciampea ada ekosistem yang khas berupa perbukitan kapur, serta aneka peninggalan purbakala. Kini, sebagian wilayah itu termasuk dalam Kecamatan Cibungbulang.
Baca Juga: Kodam Jaya Gelar Trauma Healing bagi Anak-anak Warga Cluster Visilia yang Terdampak Ledakan Gudmurah
Pusat Kecamatan Ciampea terletak di Desa Bojongrangkas, di tepi jalan utama Bogor - Jasinga - Tigaraksa (Jalan Nasional Rute 9), dekat percabangan menuju bukit kapur Ciampea. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum (angkot) dari Terminal Bubulak atau Terminal Laladon di Kota Bogor jurusan ke Ciampea, Leuwiliang, atau Jasinga.
Wilayah Ciampea adalah pintu untuk menuju beberapa lokasi wisata seperti Gunung Salak Endah (wisata alam), Bukit Kapur Ciampea (wisata olahraga panjat tebing), dan petilasan purbakala di Ciaruteun (wisata sejarah). Potensi wisata yang dimiliki Kecamatan Ciampea sendiri adalah Kampung Wisata Cinangneng, di Desa Cihideung Udik, yang menyediakan atraksi wisata suasana pedesaan, seperti aktivitas menanam dan memanen padi, membajak sawah dan atraksi hiburan kesenian tradisional Sunda bagi wisatawan.
Sejarah
Pada abad ke-18, tanah–tanah di sekitar Ciampea dan Dramaga dikuasai oleh Willem Vincent Helvetius van Riemsdijk putra Gubernur Jendral Jeremies van Riemsdjik (1775–1777). Ia memanfaatkan wilayah itu untuk menanam teh, kopi dan tanaman komoditas lainnya.
Willem Vincent Helvetius sejak muda sudah menduduki jabatan yang menguntungkan. Yakni pada usia 17 tahun sudah menjabat sebagai administrator Pulau Onrust, jabatan yang menjadi incaran banyak orang lantaran konon sangat “basah” , banyak memberi kesempatan untuk memupuk kekayaan.
Kedudukan ayahnya sebagai gubernur Jenderal dimanfaatkan dengan sangat baik, sehingga kekayaannya makin berkembang. Dalam perkembangannya, banyak warga pribumi di Ciampea yang menolak keberadaan keluarga van Riemsdijk yang membuat Pemerintah Belanda pada saat itu menerjunkan pasukan untuk meredam pergolakan.
Kelurahan/desa
Bojong Jengkol
Bojong Rangkas
Benteng
Ciampea Udik
Cibadak
Cibanteng
Cibuntu
Cicadas
Cihideung Ilir
Cihideung Udik
Cinangka
Tegal Waru
Transportasi
Angkutan Kota
F04: Cihideung-Caringin PP
F04A: BTM-Cihideung PP
F05: Bubulak-Leuwiliang PP
F11: Leuwiliang-Ciampea PP
F12: Ciampea-Bojonggede PP
F23: Ciampea-Putat Nutug PP.***