Presiden Korea Selatan Ungkap Desakan Pada Rezim Pemimpin Korea Utara

Tayang: 1 Oktober 2024, 15:25 WIB
Editor: Tim Harian Bogor Raya
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol. /Reuters/Daewoung Kim/

HARIAN BOGOR RAYA - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol mendesak rezim Pemimpin Korut (Korea Utara), Kim Jong Un jangan mengkhayal senjata nuklir menjamin keamanan negara Korea Utara.

Janji Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, bangun militer kuat. Perkuat posisi keamanan berdasarkan aliansi yang kokoh dengan AS, serta kerja sama trilateral bersama Jepang.

"Perdamaian palsu yang didasarkan pada niat baik musuh, hanyalah fatamorgana,” kata Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol.

Baca Juga: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Curhat Soal Peristiwa Topan Khanun

Sejarah, katanya, membuktikan satu-satunya cara untuk menjaga perdamaian adalah dengan memperkuat kekuatan. Maka, musuh tidak berani menantang.

Ia pun, pada Selasa, memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi akhir dari rezimnya jika mencoba menggunakan senjata nuklir. Ia memperingatkan Korut bahwa tindakan tegas dan kuat kemungkinan akan diambil oleh Korsel melalui aliansi dengan Amerika Serikat. 

Yoon menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya saat memperingati ulang tahun ke-76 Angkatan Bersenjata Korsel. Itu seiring dengan ancaman nuklir Korut yang semakin intensif. Bulan lalu, Korut untuk pertama kalinya mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium kepada publik.

Baca Juga: Ucap Lunar New Year Greeting, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Sebut Ekonomi Sedang Suram

“Militer kami akan segera membalas provokasi Korea Utara berdasarkan kemampuan tempur yang kuat dan posisi kesiapan yang solid,” kata Yoon dalam upacara peringatan di Pangkalan Udara Seoul di Seongnam, tepat di selatan ibu kota. 

“Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," ucapnya. Yoon mengecam Korut karena mengancam Korea Selatan dengan senjata nuklir, dan, rudal, serta berbagai provokasi, namun mengabaikan penderitaan rakyatnya sendiri.

“Setelah melakukan provokasi yang tercela seperti mengirim balon berisi sampah dan serangan pengacauan GPS, mereka kini melangkah lebih jauh dengan mengklaim teori ‘dua negara bermusuhan’, bahkan menyangkal kemungkinan reunifikasi,” katanya.***

Sumber: Yonhap - OANA

Sumber: Antara


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub