HARIAN BOGOR RAYA - Masjid Jami Tine Tang yang terletak di area Tol Lingkar Luar Bogor Ring Road, Sentul Barat, telah menjadi sorotan masyarakat karena arsitektur unik bergaya Tionghoa serta namanya yang tidak biasa. Para pengguna jalan tol dari arah Bogor menuju Jakarta sering berhenti di masjid ini untuk menunaikan salat, beristirahat, atau sekadar menikmati keindahan bangunan yang memadukan budaya lokal dan Tionghoa.
Sebelumnya, masjid Tine Tang ini dikenal dengan nama Masjid Babah Alun dan diresmikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada 8 April 2021.
Namun, setelah berganti nama menjadi Masjid Jami Tine Tang, daya tariknya semakin meningkat, terutama karena detail arsitektur yang berbeda dari masjid pada umumnya. Mulai dari tangga, tempat wudhu, hingga WC yang bersih menjadi nilai tambah bagi para pengunjung.
Di samping keindahannya, Masjid Tine Tang ini juga menjadi tempat favorit untuk swafoto.
Baca Juga: Peresmian Masjid Jami As-Syafei: Simbol Kebersamaan dan Ketakwaan di Leuwisadeng
Banyak pengunjung tertarik pada tulisan motivasional di dinding masjid yang mengutip salah satu pemikiran terkenal dari Prof. Dr. Hamka:
“Harta yang dimakan akan jadi kotoran,
Harta yang disimpan akan jadi warisan,
Harta yang disedekahkan akan menjadi tabungan yang paling abadi di surga.” Tulisan di dinding luar Masjid Tine Tang tersebut.
Keunikan masjid ini tidak hanya terletak pada fungsinya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi singgah yang memberi kesan mendalam bagi setiap pengunjung.***