HARIAN BOGOR RAYA - Saat emosi orangtua tidak stabil, maka orangtua belum bisa beradaptasi dengan kondisinya. Penting bagi anak-anak dan orang sekitarnya tidak tersinggung atau kesal.
Jika kita bawa itu personally, maka akan terbawa emosi sendiri dan membuat kita ikut stres.
Seseorang bisa merasakan emosi frustrasi saat tidak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang bisa mereka lakukan waktu muda.
Baca Juga: Orangtua Hasya Kisahkan Anaknya Saat Pulang, Polisi Ungkap Soal Pengemudi Pajero
"Maka, sangat penting bagi seseorang yang memasuki usia lanjut untuk tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Menurut dia, inilah kunci emosi bahagia," kata Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Tara de Thouars, BA, M.Psi.
Menurut Tara, salah satu yang bisa dilakukan agar bahagia yakni terus melakukan hobi atau mempelajari hal baru yang dapat merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental.
"Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia tidak menjadi halangan untuk tetap produktif dan berkarya," demikian pesan psikolog Tara de Thouars.
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Tara de Thouars, BA, M.Psi.
Ia memberikan kiat bagi anak-anak menghadapi orangtua yang sudah lanjut usia berdasarkan emosi yang dominan dari dirinya, seperti cemas, sedih dan marah.