HARIAN BOGOR RAYA - Limfoma harus didiagnosis dalam waktu seminggu untuk penetapandiagnostik kanker limfoma. Hal ini akan memungkinkan untuk pengobatan lebih lanjut.
Namun, pasien sering kali didiagnosis menderita limfoma hanya setelah gambar pencitraan dari CT scan ditinjau. Termasuk biopsi selama kurang lebih sebulan.
Limfoma sendiri dapat berkembang pesat dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Sekitar 15 persen penderita kanker limfoma Hodgkin akan mengalami kekambuhan atau kambuh dalam waktu lima tahun.
Baca Juga: Kenali Benjolan Akibat Limfoma Hingga Benjolan Kanker yang Kerap Dikira TB Kelenjar
Jika pasien mengalami keluhan benjolan di leher, nyeri saat buang air, sulit menelan makanan, maka perlu segera periksa ke dokter untuk dilakukan imaging dan menegakkan diagnosa. Penting juga untuk menjaga pola makan, hindari stres dan melakukan olahraga untuk mencegah pertumbuhan kanker limfoma.
Kanker limfoma sendiri memiliki perbedaan dengan penyakit tuberkulosis (TBC). Hal itu berlaku walaupun ada salah satu gejala yang serupa, yakni batuk.
“Kalau limfoma itu kan penyakit inflamasi, kalau TBC itu kan penyakit infeksi. Nah gejala awalnya sama dengan batuk yang terjadi. Jadi pada limfoma juga bisa terjadi batuk, karena getah beningnya kan lewat di daerah paru,” kata Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo DR. dr. Andhika Rachman, dilansir sari Antara.
Baca Juga: RST Dompet Dhuafa Ajak Kolaborasi Elemen Entaskan TBC
Ujar Andhika, pada TBC pengobatan yang dilakukan selama dua bulan akan menimbulkan perubahan yang drastis. Contohnya dari kurus menjadi gemuk, rasa lemas, tidak nafsu makan akan hilang.
Ia menjelaskan pasien dengan TBC akan menjadi lebih segar setelah berobat. Yang perlu dikhawatirkan adalah jika kondisi pasien tidak membaik, maka perlu perhatian khusus dari dokter untuk melihat gejala perburukan pasien yang merujuk pada kanker limfoma.
Meskipun TBC juga bisa menimbulkan benjolan karena infeksi, namun benjolan pada kanker limfoma lebih banyak dan sesuai dengan jalur kelenjar getah bening.
Baca Juga: Demi Target Eliminasi TBC 2030, Kemenkes Ungkap Penekanan Penting
“Karena itu di dua bulan pertama setelah pengobatan, dia harus di rontgen. Dilihat hasilnya bagus nggak? Termasuk dimana TB-nya, TB kelenjar kah misalnya, atau TB di paru kah, Itu perlu dilihat,” katanya.***