HARIAN BOGOR RAYA - Tujuan dari rehabilitasi kardiovaskular adalah meningkatkan fungsi jantung. Juga mengurangi faktor risiko penyakit jantung, meningkatkan kualitas hidup, hingga mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Komponen utama rehabilitasi kardiovaskular, seperti pemantauan medis, pengelolaan faktor risiko. Juga latihan fisik, edukasi kesehatan hingga dukungan mental.
Rehabilitasi kardiovaskular atau cardiac rehabilitation (CR) itu proses penting untuk pemulihan seusai pasien menjalani kateterisasi jantung dan bedah jantung. Termasuk pemasangan ring, alat pacu jantung permanen (PPM), dan penanganan gagal jantung kongestif (CHF).
Baca Juga: Peneliti Ungkap Hasil Evaluasi Risiko Relatif Demi Kembangkan Penyakit Kardiovaskular
Prof Dr dr Budhi Setianto, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah; subspesialis preventif-rehabilitasi kardiovaskular (konsultan) RS Siloam Jantung Diagram Cinere, menjelaskan bahwa rehabilitasi kardiovaskular adalah program perawatan yang dirancang untuk membantu pasien yang baru saja menjalani prosedur bedah/intervensi jantung atau usai rawat gagal jantung.
"Program ini biasanya mencakup pemantauan medis, latihan fisik, nutrisi sehat, dukungan mental, dan pendidikan kesehatan. Tujuan dari CR adalah untuk memperbaiki kesehatan jantung, meningkatkan stamina, dan membantu pasien kembali ke aktivitas sehari-hari mereka dengan aman dan berkelanjutan," kata Prof Budhi, dilansir dari Antara.
Pemantauan dan evaluasi pasien
Selama rehabilitasi di rumah sakit dengan pengawasan dokter dan paramedis, pasien akan menjalani berbagai tes dan evaluasi untuk memantau kemajuan mereka.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Hubungan Pola Tidur yang Baik Selama 5 Tahun dan Penyakit Kardiovaskular
1. 6MWT (6-Minute Walk Test): Mengukur seberapa jauh pasien dapat berjalan dalam waktu enam menit. Tes ini membantu menilai stamina dan kemampuan fisik pasien.
2. TMT (Treadmill Test): Mengukur bagaimana jantung pasien bereaksi terhadap aktivitas fisik di atas treadmill.
3. CPX (Cardiopulmonary Exercise Test): Menilai fungsi jantung dan paru-paru selama latihan intensif untuk memahami kapasitas kardiorespirasi pasien.
Baca Juga: Deretan Tanda Bahaya dari Penyakit Kardiovaskular
Pasien pun bisa melanjutkan rehabilitasi di rumah dengan melakukan latihan Soleus Push-Up (SPU). Yaitu suatu program latihan kaki ringan, sambil duduk, dan tangan dapat melakukan kegiatan apa saja.
Waktu olahraga SPU hanya dalam beberapa jam (bukan menit), tanpa merasa lelah. Latihan ini fokus pada otot soleus yang terletak di tungkai bawah, di depan betis.
Otot itu berperan menurunkan kadar gula dan lemak darah dalam dinamikanya memompa darah kembali ke jantung, menurut penelitian yang dipublikasikan tahun 2022 di iScience oleh Prof Marc Hamilton dari Universitas Houston.
Baca Juga: Waspada Kematian Kardiovaskular Hingga Terjadinya Alegi Makanan
Peran tim medis dalam rehabilitasi kardiovaskular
1. Psikolog dan atau Psikiater
- Evaluasi kesehatan mental: Psikolog atau psikiater sesuai kompetensinya akan mengidentifikasi kesehatan mental-emosional pasien.
- Dukungan psikologis: Spesialis ini memberikan dukungan untuk membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi kecemasan, stres dan depresi serta meningkatkan kualitas hidup pasien jantung secara keseluruhan.
2. Kardiolog Subspesialis Preventif Rehab Kardiovaskular [Sp.JP Subsp.PRKv(K)]
- Manajemen komplikasi kardiovaskular: Kardiolog memantau dan mengelola komplikasi jantung dan pembuluh darah yang mungkin timbul pasca bedah.
Baca Juga: Kemenkes RI Ambil Langkah Demi Minimalisir Angka Kematian Akibat Penyakit Kardiovaskular
- Menanggulangi faktor risiko dan perilaku tidak sehat. Empat perilaku rawan sakit jantung yang harus diawasi, seperti sering makan, malas olahraga, stres dan merokok.
- Penanganan obat dan pemantauan. Kardiolog bertanggung jawab untuk meresepkan dan mengatur pengobatan jantung, termasuk obat penghambat beta dan antiaritmia untuk mengontrol detak jantung dan mencegah aritmia.
- Resep olahraga: Kardiolog preventif rehab memberikan resep olahraga, sesuai kemampuan, dilakukan secara teratur, meningkat, bertahap, dan berkelanjutan.
3. Fisioterapis dan Perawat CR
- Koordinasi terapi fisik: Fisioterapis membantu dalam merancang dan melaksanakan program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pemantauan dan dukungan harian: Perawat CR memberikan dukungan sehari-hari selama sesi rehabilitasi, memastikan bahwa pasien mengikuti rencana perawatan dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
4. Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medis (Sp.KFR)
- Persiapan muskuloskeletal, Sendi dan Respirasi: Sp.KFR bertanggung jawab untuk memastikan bahwa otot, tulang, dan sendi pasien siap dan kuat untuk beraktivitas pra dan pascaprosedur tindakan medis.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Fakta Manfaat Kesehatan Kardiovaskular dan Kognitif dari Konsumsi Stroberi
- Koordinasi gerak dan keseimbangan: Spesialis ini juga membantu pasien dalam mengembalikan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh.
- Integrasi dengan aktivitas fisik: Sp.KFR merancang program latihan yang tidak hanya aman tetapi juga efektif, misalnya, latihan gerak badan dengan iringan musik untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular.
5. Dokter Gizi Klinis
- Konsultasi Nutrisi: Dokter Gizi Klinis membantu pasien merancang pola makan yang sehat dan seimbang untuk mendukung proses pemulihan.***