Network
HARIAN BOGOR RAYA - Mahasiswa Unilak mendatangi PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk melakukan aksi unjuk rasa mengenai karyawan perusahaan tersebut yang meninggal dunia.
Koordinator Umum, Dimas mengatakan, PT. PHR harus transparansi dalam penilaian layak atau tidaknya suatu perusahaan menjadi Suh Kontraktor di PT. PHR.
Baca Juga: Ahli Ungkap Dampak Kebiasaan Jangka Panjang Makan Tepat Setelah Mandi
"Dalam hal ini pihak perusahaan harus memerhatikan betul layak atau tidaknya operasional K3 perusahaan. PT PHR juga harus respo cepat terkait kejadian kecelakaan kerja seperti penyampaian kepada publik seperti konferensi pers melalui media masa dan lain sebagainya," kata Dimas, Selasa 7 Maret 2023.
Mereka juga minta pihak perusahaan melakukan pengawasan penerapan SOP yang tepat sesuai ketentuan yang berlaku dan segera mungkin melaksanakan pemberian santunan hak para pekerja yang mengalami kecelakan kerja dalam waktu secepatnya.
Baca Juga: Ramalan Horoscope Cinta Leo Virgo Libra dan Scorpio, Selasa 7 Maret 2023
"Santunan kepada hak para pekerja yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja juga harus cepat dilakukan. PT. PHR juga harus memperketat pengawasan pada system K3 Migas dan menerapkan zero axcident," cakapnya.
Tidak hanya itu, mereak juga meminta PT. PHR tindak tegas seluruh Subkontraktor PHR yang telah lalai menerapkan sistem K3 migas & tidak zesuai SOP dengan pemutusan kontrak dan memblacklist kerjasama di PHR.
"Menuntut kepada Dewan Komisaris Pertamina Hulu Rokan untuk mengeluarkan keputusan pemberhentian sementara kepada pimpinan Direksi PT PHR Jaffe A Suardin dan juga EVP Upstream Business PT PHR Edwil Suzandi dan meminta BUMN mengevaluasi Jaffe A Suardin dan juga Edwil suzandi dan segera menonjob kan Jaffe A Suardin dan melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh PHR," pungkasnya.***
