Network
HARIAN BOGOR RAYA - Beberapa hari lalu kabar beredarnya data menunjukkan jumlah pengangguran tertinggi di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) menjadi salah satu perbincangan hangat di kalangan masyarakat kabar itu hingga viral di media sosial.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dimana Kota Bogor dengan tingkat pengangguran tertinggi se-Jawa dengan nilai 10,78 persen. Hingga kemudian diposisi kedua diduduki Kota Cimahi dengan nilai 10,77 persen dan ketiga, ada wilayah Kabupaten Bogor dengan nilai 10,64 persen.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan, bahwa data tersebut merupakan data hasil survei jumlah pengangguran terbuka yang dinilai pasca pandemi COVID-19 dua tahun silam.
Baca Juga: DPMPTSP Buka-bukaan Soal Realisasi Investasi, Ridwan Kamil Singgung Soal Pengangguran
Kata Dedie, kalau tidak salah tahun 2021. Pada saat itu baru selesai pandemi, tetapi 2021 pasca pendemi, kita kan banyak melakukan langkah-langkah terutama membuka lapangan pekerjaan melalui kemudahan berusaha di Kota Bogor.
Menurutnya, ketika itu dalam kondisi keuangan daerah merosot hingga capaian pendapatan hasli daerah (PAD) Kota Bogor berkurang hampir 40 persen.
"Ketika itu dilihat dari indikasi itu, dan memang kan Kota Bogor tak ada industri, semuanya jasa, ada hotel, mall dan restoran. Kebayang dua tahun pada saat itu hotel, restoran, dan mall tutup semua, ya wajarlah disaat itu dilakukan penilaian," ungkap Wakil Wali Kota Bogor Dedie.
Baca Juga: Ganjar-Mahfud Siap Tekan Angka Stunting Hingga di Bawah Angka 9 Persen Bagi Ibu Hamil dan Bayi
Ia pun mengatakan, Kota Bogor kalau sisi data selalu akurat dan tak perlu ada yang ditutupi, hingga selalu menyampaikan data yang sesuai dengan fakta tak ada yang ditutup-tutupi.
