HARIAN BOGOR RAYA - Pengobatan kanker kolorektal di Indonesia saat ini berupa pengobatan kemoterapi konvensional, terapi target, dan imunoterapi.
Pengobatan kemoterapi sendiri mencegah atau memperlambat pertumbuhan dan pembelahan sel kanker. Terapi target sendiru adalah terapi yang menargetkan protein yang mengatur, pembelahan, dan penyebaran sel.
Sedangkan imunoterapi itu metode terapi terbaru yang berupaya membantu sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan kanker. Kemudian, memodulasi mekanisme penghambatan kekebalan untuk mengaktifkan kembali kekebalan antitumor.
Baca Juga: Sakit Kanker Payudara, Nunung Srimulat Sebab Beban Pikiran Semakin Berat
"Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kita lihat yang sekarang bisa diberdayakan adalah sel kekebalan tubuh kita sendiri untuk bisa melawan tumornya," imbuh Aru.
Berbagai opsi pengobatan tersebut, menurut Aru, akan memberikan harapan baru bagi pasien kanker kolorektal.
"Setiap pasien kanker kolorektal akan mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pasien sehingga hasil yang didapatkan optimal," katanya.
Baca Juga: Dokter Bagikan Tips Kurangi Risiko Penyakit Jantung Koroner dan Sumbatan Pembuluh Darah
Berdasarkan data Globocan tahun 2020, secara global, kanker kolorektal diperkirakan berada di urutan nomor dua penyebab kematian terbesar akibat kanker.
Sementara di Indonesia, berdasarkan sumber data yang sama, kanker tersebut menduduki kasus tertinggi kedua pada pria setelah kanker paru dengan jumlah kasus baru mencapai 34.189. Kanker tersebut juga menjadi kanker dengan angka kematian tertinggi kelima di Indonesia.
Faktor risiko kanker kolorektal di antaranya berusia di atas 50 tahun, memiliki riwayat infeksi usus besar, genetik, konsumsi daging merah berlebihan, diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok, konsumsi alkohol berlebih, menderita gangguan pencernaan berulang, dan memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2.
Baca Juga: Tips Menua Lebih Baik dan Cegah Penyakit Terkait Usia
Sementara, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM mengatakan bahwa kanker kolorektal menjadi jenis kanker dengan kemajuan pengobatan paling pesat, terbukti dari banyaknya ragam pengobatan yang dapat dilakukan.
"Kanker kolorektal merupakan jenis kanker dengan kemajuan pengobatan paling pesat, mulai dari operasi hingga imunoterapi," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu saat diskusi daring, Rabu.
Kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum). Kanker tersebut sebagian besar dimulai dari pertumbuhan polip pada lapisan dalam usus besar atau rektum.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Upayakan Antisipasi dan Cegah Penularan dan Infeksi Penyakit Zoonosis
Kemungkinan polip berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip tersebut. Jika kanker terbentuk dalam polip, maka kanker tersebut dapat tumbuh ke dinding usus besar atau rektum dari waktu ke waktu.***