Hal Penting Soal Gen Z dan Bunuh Diri

- 25 November 2023, 21:24 WIB
Ilustrasi Gen Z yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Ilustrasi Gen Z yang mengalami gangguan kesehatan mental. /Pexels/MART PRODUCTION/

HARIAN BOGOR RAYA - Gen Z adalah generasi paling rajin untuk mencari bantuan. Gen Z sangat peduli soal kesehatan mental dan kehidupan secara keseluruhan berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.

“Mereka lebih memikirkan tentang kemapanan salah satunya,” imbuh Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (PKJN RSMM), Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, soal gen Z.

Walaupun gen Z lebih terbuka soal isu kesehatan mental dan lebih rajin untuk mencari pertolongan, angka kasus bunuh diri di kalangan gen Z malah meningkat drastis sepanjang empat tahun terakhir.

Baca Juga: Tren Fesyen di Kalangan Gen Z Hingga Warna Palaian yang Akan Tren Pada Tahun 2024

Di Jakarta, penelitian tahun 2019 terhadap 910 remaja usia 14 sampai 19 tahun menyatakan 13,8 persen berisiko bunuh diri di kemudian hari.

Sementara baru-baru ini di tahun 2023, Nova mengatakan angka risiko tersebut telah naik di atas 50 persen. Penelitian kedua ini dilakukan terhadap 612 mahasiswa di Jakarta.

“Ide untuk bunuh diri lebih banyak dialami pada perempuan, namun pada saat eksekusi atau benar-benar melakukan mayoritas jenis kelamin laki-laki,” jelas Nova.

Baca Juga: Harapan Tokoh Muda Alam Kepada Gen Z

Ia pun menemukan, ekspektasi eksternal jadi pemicu maraknya kasus kesehatan mental generasi muda.

“Ketika saya meneliti stressor (pemicu) psikososial di DKI Jakarta, mereka merasa bahwa prestasi mereka tidak sesuai dengan ekspektasi. Masalahnya ekspektasi siapa? Kebanyakan dikte eksternal,” kata dia, dilansir dari Antara.

 

Ekspetasi Eksternal

Ilustrasi - GEN Z yang menyatakan dalam survei bahwa Biaya Hidup dan Pengangguran menjadi Keresahan utamanya
Ilustrasi - GEN Z yang menyatakan dalam survei bahwa Biaya Hidup dan Pengangguran menjadi Keresahan utamanya

Jelasnya, ekspektasi eksternal atau tuntutan sosial tersebut membangun sebuah standar semu akan sebuah keberhasilan seseorang. Media sosial juga berperan besar dalam kasus tersebut.

Baca Juga: Tips Gen Z Sadar dan Perhatian Soal Isu-isu yang Terjadi

Dikte eksternal yang tersebar di media sosial saat ini, jelas Nova, membuat generasi muda berjarak dengan dirinya sendiri, dan tanpa sadar lupa untuk memiliki mimpi yang benar-benar diinginkan.

“Ini adalah faktor pemicu yang paling tinggi, sangat tinggi, yang akhirnya berhubungan pada kekecewaan,” ujar Nova yang juga seorang Psikiater.

Nova melakukan penelitian tersebut pada generasi Z di DKI Jakarta, yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012 (menurut laman Kementerian Keuangan RI).

Baca Juga: Cek Fakta! Hoaks Video Kapal Tenggelam di Dewata Bali Beredar via Media Sosial

Merujuk pada data American Psychological Association, gen Z merupakan kelompok masyarakat yang paling mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah dengan kesehatan jiwa.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah