Network
HARIAN BOGOR RAYA - Ada beberapa faktor yang membuat seseorang melakukan judi, salah satunya kemudahan akses. Dahulu, saat akan judi atau membeli lotre, seseorang harus mengunjungi kasino. Sekarang, melalui kemudahan teknologi, hanya perlu mengandalkan gawai.
Dan situasi ekonomi menurut sebagian orang adalah sulit, jadi penyebab seseorang melakukan judi. Sebagian orang ingin cepat kaya dengan cara instan.
Dokter spesialis kesehatan jiwa lulusan Universitas Indonesia, dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, merujuk pengalaman dia dan rekan-rekan sejawatnya saat praktik, menyebut bahwa judi sudah merasuk ke semua kalangan baik menengah atas maupun bawah.
Baca Juga: Jauhi Permainan Judi Online Sebelum Terlambat: Menghindari Kecanduan dan Kerugian Finansial
"Memang mulai dari kalangan atas sampai menengah bawah terdampak mengenai ekonomi. Orang ingin cepat kaya dengan cara cepat. Gambling (judi) itu dengan Rp200 ribu taruhannya hanya Rp200," tutur Adhi.
Ia pun mengatakan penyebab seorang penjudi tak bisa menghentikan keinginan judi karena terjadi disregulasi di bagian otak.
Bagian otak yang terdampak, kata Adhi saat webinar tentang gangguan jiwa, Kamis, adalah ventromedial prefrontal cortex (vmPFC) dan orbitofrontal cortex (OFC).
Baca Juga: Kominfo Ungkap Data Take Down Konten Judi Online Hingga Blokir dan Blacklist Nomor Rekening
VmPFC terlibat dalam berbagai fungsi sosial, kognitif, dan afektif, sementara OFC bertanggung jawab dalam proses kognitif pengambilan keputusan sehingga dampaknya bukan hanya seseorang tidak bisa menghentikan impuls berjudi tetapi juga mengalami masalah dalam fungsi kognitif lainnnya.
