Network
HARIAN BOGOR RAYA - Ada beberapa faktor risiko yang perlu dicermati bagi perekonomian Indonesia. Yaitu arah kebijakan suku bunga acuan global, peningkatan tensi risiko geopolitik, juga daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah.
Soal keterbatasan fiskal Amerika Serikat (AS) dalam menopang perekonomian Indonesia juga bisa menjadi faktor risiko bagi pasar finansial global.
Bantuan sosial berupa beras dan uang tunai jelang pilpres diharapkan dapat membantu menopang perekonomian Indonesia dalam jangka pendek, khususnya dalam mendorong daya beli masyarakat segmen bawah dan menengah ke bawah dengan biaya hidup yang terus melonjak.
Baca Juga: Presiden Memaparkan Cuti Bersama Idul Adha 1444 H, Dorong Roda Perekonomian
Ia pun mengatakan prospek perekonomian Indonesia tetap baik di 2024 meskipun ada potensi perlambatan ekonomi global.
"Prospek perekonomian domestik masih baik, di tengah potensi perlambatan ekonomi global," kata Senior Portfolio Manager Equity PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Caroline Rusli.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap stabil didukung oleh potensi meningkatnya belanja kampanye menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) di Februari dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak November.
Baca Juga: Jakarta Tak Lagi Sandang Status Ibu Kota Negara, Pejabat DKI Jakarta Masih Optimis Soal Perekonomian
Pesta demokrasi diharapkan dapat membantu memulihkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat bawah, melalui pencairan subsidi sosial yang lebih masif.
