HET Urea Dinilai Mahal, Staf Ahli Kasad Prihatin

30 Mei 2024, 09:57 WIB
Ketua Satgas Pangan Pulau Jawa Dan Sumatra, Mayjen Ahmad A. Rizal Mengunjungi sejumlah petani di Desa Cimande Kecamatan Caringin /

HARIAN BOGOR RAYA – Harga eceran tertinggi (HET) urea dinilai mahal, Staf Ahli Kasad Mayjen Ahmad A. Rizal yang merupakan Ketua Satgas Pangan Pulau Jawa Dan Sumatra, marah. Ia kaget sangat mendengar keluhan para petani ketika dirinya Mengunjungi sejumlah petani di Desa Cimande Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Para petani mengeluhkan tingginya harga Urea yang mencapai Rp 5000 oer kilogram, sementara Harga Eceran tertinggi (HET) Rp. 2.250 per kg, bahkan jendral Bintang dua tersebut memerintahkan Kapolsek Caringin dan Danramil Ciawi untuk melakukan pengecekan.

Bahkan untuk memastikan mahalnya harga urea, Mayjen Ahmad Rizal sempat mempertanyakan kepada PT. Pupuk Indonesia, dan Distanhortbun. Ia pun mengungkapkan adanya keluhan petani terkait harga Pupuk yang dua kali lipat dari HET.

Baca Juga: Bersama Univ Esa Unggul, Mahasiswa Pasca Sarjana Cohort 6 Unhan Gelar Pengabdian Masyarakat di Sukamakmur

Kehadirannya di Caringin sendiri yakni dalam rangka penyaluran Pompa Air Dan sekaligus mengunjungi petani terkait penyaluran pupuk Subsidi.

“Kedatangan kami kesini dalam rangka penyaluran Pompa Air Dan sekaligus mengunjungi petani terkait penyaluran pupuk Subsidi,” kata Mayjen Ahmad A. Rizal kepada Pakar.

Ia datang dengan didampingi Kasdim kabupaten Bogor 0621 Mayor Cke R. Khoirul, Danramil Ciawi Caringin Mayor ARM Soetrisno. Kapolsek Caringin AKP Hendra Kurnia. Penyuluh pertanian. PT. Pupuk Indonesia. Distanhortbun dan pemilik agen pupuk.

Baca Juga: Berharap Hasil Maksimal, Pengerjaan Pembangunan Rutilahu Program TMMD ke 120 Terus Dikebut

Dalam kesempatan itu, Ia juga menegaskan adanya keluhan petani terkait tingginya harga pupuk. Menurutnya hal itu harus menjadi perhatian dinas dan Distributor pupuk. Oleh karena itu Ia meminta agar Babinsa dan Babinmas ikut mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi, dengan membuat group WhatsApp.

“Saya mengecek penyaluran pupuk, ternyata harganya ada yang Rp.3 ribu ada juga yang Rp. 5ribu. Nah Saya sudah memerintahkan pak danramil dan Kapolsek untuk mengecek di lapangan agar diyakinkan harga pupuk Subsidi disesuaikan dengan HET,” ujarnya1.

Terkait dengan antisipasi penyalahgunaan pupuk bersubsidi lanjut dia, pihak Kementan dan panglima TNI sudah membuat MOU bahkan dengan pak kapolri. Makanya sekarang diarahkan Babinsa dan Babinmas untuk melakukan pendamping kepada para petani.

Baca Juga: Pengerasan Jalan Penghubung Desa Wargajaya dan Sirnajaya pada Program TMMD ke 120 Sudah 57 Persen

“Dengan pendampingan oleh babinsa dan Babinmas, untuk membantu petani agar penetralan harga tersebut sesuai dengan HET. Nah peran babinsa dan Babinmas inilah yang akan berperan maksimal dilapangan,” ungkapnya.

Dia juga mengimbau, dana desa yang setiap tahun dikucurkan itu dimanfaatkan dengan baik, untuk sarana dan prasarana pertanian.

“Saya menghimbau, agar dana desa itu kan minimal 20 persen untuk dimanfaatkan untuk ketahanan pangan, jangan disalurkan dalam bentuk uang tapi dalam bentuk fisik baik itu irigasi air, tranportasi pertanian. Pipanisasi itu boleh, jangan dikasi uang nanti hilang uangnya,” ucapnya.***

Editor: Herawati Nurlia

Tags

Terkini

Terpopuler