Network
Bogor, Dalam rangka ikut merayakan hari Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1445 Hijriah dan milad yayasan Nurul Fata Awwal yang diselenggarakan di Yayasan tersebut tepatnya di Pamoyanan Bogor Selatan kota Bogor, Danrem 061/Sk Brigjen TNI Anan Nurakhman S.I.P. dalam sambutannya menyampaikan makna dari momen tahun baru Islam itu sendiri.
Dimana menurutnya bahwa perayaan tahun Baru Islam ini dapat menjadi momentum untuk mengingat dan menauladani kisah nabi besar Muhammad Saw, terutama kisah perjalanan hijrahnya nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah.
"Tanggal 1 Muharram merupakan tanda peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 masehi. Dan dalam merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram bukan hanya tentang mengingat peristiwa bersejarah kisah nabi besar Muhammad Saw saja, tetapi juga sebagai sarana untuk menyatukan umat Muslim dalam semangat kebersamaan, refleksi, dan perbaikan diri." Ungkap Brigjen TNI Anan Nurakhman.
Baca Juga: Brigjen TNI Anan Nurakhman Resmi Jabat Komandan Korem 061/Sk
"Dan dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1445 Hijriyah, mari kita sama-sama menjadikan momen ini sebagai sarana menjalin ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah islamiyah."tegasnya.
Kemudian Ia pun mengajak seluruh yang hadir di acara tersebut untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Selain itu ia berharap agar seluruh elemen masyarakat dapat menjaga kondisi dan situasi kota Bogor.
Selain sambutan dari komandan korem 061/sk dan juga ketua MUI kota Bogor, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan pembacaan doa akhir tahun, kemudian pembacaan kitabushola, pembacaan doa awal tahun dan lainnya.
Hadir pada perayaan milad yayasan Nurul Fata Awwal dan juga perayaan 1 Muharram yang dipimpin oleh habib Hasan bin Abdul Kadir Alatas selaku pimpinan pondok pesantren Al Fata, yaitu Dandim 0606/KB, Kapolres kota Bogor, ketua MUI kota Bogor, danramil dan Kapolsek Bogor Selatan, para habaib, para alim ulama dan umaro, camat Bogor Selatan, lurah pamoyanan, toga dan Thomas pamoyanan, para santri dan masyarakat sekitar.***
