Walaupun sepanjang penyelenggaraan pemilu pasca reformasi tidak ada pemilu yang berakibat konflik berdarah atau perang saudara, namun ia menghimbau kepada semua pihak harus menjaga jangan sampai mengerucut ke situasi yang tidak diharapkan.

Ditemui di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Selasa, Ia mengatakan Damai itu bisa dicapai kalau aparatur negara, ASN, TNI, Polri netral.

Ibarat laga bola, pertandingan akan ribut jika wasitnya memihak kepada salah satu kesebelasan. Sehingga, lanjutnya, akhir-akhir ini ada video assistant referee (VAR) yang mengatur wasit membuat wasit sulit, bahkan tidak bisa, memihak.

Baca Juga: Visi Misi Pasangan Capres Cawapres Prabowo-Gibran

Doni berpendapat bahwa pemilu damai tidak hanya pada persoalan pakta integritas, tetapi juga fakta di lapangan yang harus ada keadilan. Aparatur negara tidak boleh berpihak, karena esensi negara adalah melayani semua.

"Aparatur negara tidak boleh melayani satu kelompok. Ini aturan main ribuan tahun sejak negara ada," ucap Doni.
 
Untuk mencegah terjadinya kekacauan atau chaostic maka aparat negara harus membuktikan sikap netralitas secara konkret. Dan selain itu pihak penyelenggara pemilu harus menjatuhkan sanksi kepada peserta pemilu yang melanggar dan juga memberikan klarifikasi.***