Network
HARIAN BOGOR RAYA - Salah satu cerita di dalam di film I Am: Celine Dion adalah saat ia mempelajari kondisi dirinya sendiri dan saat ia membandingkannya dengan sebuah apel. Analogi itu menunjukkan, ia tidak ingin para penggemar tetap menantinya walaupun ia tidak seindah apel lagi nantinya. Tetapi, pesan penggemar membuat hatinya bergetar bahwa para penggemar tidak melihat sisi buruk Celine Dion, tetapi sebuah kebenaran tentang Dion.
"Saya tidak percaya betapa beruntungnya saya memiliki teman-teman dalam hidup saya. Terima kasih kepada kalian semua dari lubuk hati saya yang terdalam karena telah menjadi bagian dari perjalanan saya. Film ini adalah surat cinta saya untuk Anda masing-masing. Saya berharap dapat bertemu kalian lagi segera,” kata Celine Dion sambil menyeka air mata dan sempat disambut dengan tepuk tangan meriah.
Celine Dion, penyanyi, bercerita soal penyakitnya melalui film dokumenter tentang dirinya berjudul I Am: Celine Dion, sebagaimana dilansir dari laman People. Celine Dion menangis memperkenalkan film dokumenter mendatang yang fokus pada hidupnya dan sebagai ucapan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya.
Baca Juga: Alami Stiff Person Syndrome, Penyanyi Celine Dion Batalkan Konser
Pemutaran awal film dokumenter I Am: Celine Dion di New York City , sebuah film dokumenter Prime Video mendatang yang menceritakan tentang kehidupan artis legendaris. Juga perjuangan Celine Dio melawan kelainan neurologis langka, sindrom orang kaku (SPS), dia memperkenalkan film itu dan mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang terlibat, termasuk anak-anaknya.
Saat awal pidatonya, Celine Dion mengucapkan terima kasih kepada dokternya, Dr. Amanda Piquet , dan pembuat film dokumenter, Irene Taylor Brodsky. Penyanyi berusia 56 tahun itu juga mengatakan kepada hadirin bahwa itu adalah penonton terbesar yang pernah dia hadiri selama bertahun-tahun.
“Tentu saja, saya tidak akan berada di sini tanpa kasih sayang dan dukungan setiap hari dari anak-anak saya yang luar biasa,” katanya. Dion berbagi tiga putra, René-Charles (23), dan si kembar Nelson dan Eddy (13), dengan mendiang suaminya, René Angélil.
Baca Juga: Kisah dari Film Dokumenter Pekerja Migran Indonesia Pilihan
"Terima kasih, René-Charles. Terima kasih, Nelson. Terima kasih, Eddy. Terima kasih banyak,” katanya sambil tetap memberikan tepuk tangan meriah kepada penonton.
