Peneliti Ungkap Studi Minuman Soda dan Autisme Pada Anak

27 September 2023, 12:53 WIB
Ilustrasi minuman soda, bisa picu peradangan dalam tubuh. /Pexels

HARIAN BOGOR RAYA - Salah satu peneliti, Sharon Parten Fowler mencatat, studi mereka tidak membuktikan minuman soda diet membuat jadi autisme pada anak.

Masih soal minuman soda, aspartam adalah pemanis non-gula yang banyak digunakan dalam beberapa minuman diet, es krim, produk susu, sereal sarapan, pasta gigi, dan obat batuk. Asupan aspartam harian yang bisa diterima adalah 50 miligram per kilogram berat badan, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Melanjutkan soal minuman soda, meski populer sebagai pengganti gula non-kalori, keamanan aspartam menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi saran masyarakat untuk menghindari aspartam demi mengendalikan berat badan.

Baca Juga: Bioskop Trans TV dan Jadwal Acara Sabtu 6 Mei 2023: Film The Spy Who Dumped Me, A Family Man, Black Sea

Ini karena mereka menemukan bahwa mengganti gula dengan aspartam mungkin tidak membantu menurunkan berat badan dalam jangka panjang.

Sementara itu, Badan penelitian kanker WHO, IARC (Badan Internasional untuk Penelitian Kanker) menyoroti kemungkin aspartam bersifat karsinogenik bagi manusia.

Apa yang dikonsumsi seorang ibu selama hamil dan menyusui dapat berdampak pada kesehatan anaknya dan sebuah studi baru mengungkapkan hubungan antara konsumsi soda atau minuman dengan pemanis buatan selama kehamilan atau menyusui dengan diagnosis autisme pada anak laki-laki yang dilahirkan.

Baca Juga: Bioskop Trans TV dan Jadwal Acara Minggu 19 Maret 2023: The Spy Who Dumped Me, Midway dan USS Indianapolis

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients, para peneliti dari Pusat Ilmu Kesehatan di University of Texas Health Science Center di San Antonio seperti disiarkan Medical Daily, Selasa (26/9) waktu setempat, mengevaluasi konsumsi aspartam ibu dan risiko autisme pada anak yang terpapar aspartam di awal kehidupan – di dalam rahim dan selama menyusui.

Gangguan spektrum autisme (ASD) atau autisme adalah gangguan neurologis dan perkembangan yang memengaruhi pembelajaran, perilaku, dan interaksi.

Hal ini sering disebut sebagai gangguan perkembangan karena anak-anak sering kali didiagnosis menderita ASD dalam dua tahun pertama kehidupannya.

Baca Juga: HISOBI Ungkap Penerapan Batas Lingkar Pinggang di Indonesia dan Lingkar Pinggang Standar WHO

Tim peneliti lalu menganalisis sebanyak 235 anak yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme dan membandingkan datanya dengan 121 anak yang memiliki perkembangan neurologis yang khas.

Untuk menentukan paparan awal kehidupan para partisipan, peneliti menggunakan kuesioner untuk mengevaluasi seberapa sering para ibu mengonsumsi diet soda atau minuman serupa.

Hasilnya, diketahui anak laki-laki dengan autisme tiga kali lebih mungkin lahir dari ibu yang mengonsumsi setidaknya satu atau lebih porsi soda diet atau produk yang dimaniskan dengan aspartam setiap hari selama kehamilan atau menyusui.

Baca Juga: Waspada, WHO Sebut Sejumlah Faktor Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Namun, para peneliti tidak dapat menemukan hubungan yang signifikan secara statistik pada anak perempuan.

“Temuan kami berkontribusi pada berkembangnya literatur yang meningkatkan kekhawatiran tentang potensi bahaya bagi anak-anak akibat soda atau minuman diet ibu atau asupan aspartam selama kehamilan,” tulis para peneliti.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler