HARIAN BOGOR RAYA - Soal banyak kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini, dikatakan pengaruh situasi lingkungan masyarakat, budaya, dan profil psikologis dan terkait dengan keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Sumber tekanan dan kemampuan menghadapi bunuh diri, akan menentukan sejauh mana individu akan merespons dengan stres.
Persepsi negatif terhadap diri, rasa malu, situasi terpuruk, merasa gagal, perasaan tidak mampu mengelola keuangan, putus asa, atau merasa dijauhi oleh orang-orang di sekitar mereka dan adanya stigma masyarakat menjadi kondisi psikologis yang menjadi faktor orang melakukan bunuh diri.
“Mereka meyakini bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan dan menghilangkan beban yang mereka rasakan,” kata Psikolog klinis forensik lulusan Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto.
Baca Juga: Inilah Kronologis Video Detik-detik Seorang Pria Bunuh Diri di Perlintasan Kereta Api Senen, Jakarta
Faktor lainnya, adanya gangguan depresi, cemas, stres, kegelisahan yang terus-menerus, kehilangan harapan, tertekan, dan perasaan putus asa yang dalam.
Masalah finansial pun jadi faktor umum lainnya yang menyebabkan seseorang ingin mengakhiri hidup atau bunuh diri. Beban keuangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan perasaan putus asa, kehilangan harapan, dan gangguan mental yang serius, seperti depresi dan kecemasan.
“Atau terkait dengan misi tertentu yang ingin diperjuangkan untuk memberikan teror kepada orang lain, dalam konteks asmara, ekonomi maupun sosial politik,” Kasandra menambahkan.
Baca Juga: Polsek Citeureup Berhasil Gagalkan Aksi Nekat Seorang Pria Yang Akan Bunuh Diri
Maka itu Kasandra mengingatkan perlunya meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap anggota keluarga dan masyarakat sekitar, terhadap perubahan perilaku pada diri orang-orang di sekitar. Mengenali perubahan seseorang diharapkan dapat membantu mereka untuk mengurungkan niat dengan melibatkan profesional untuk penanganan medis dan psikologis.