Kemenag Selidiki Kasus Guru di MAN 1 Pamekasan yang Dimutasi Akibat Protes Kebijakan Toilet Berbayar

1 Oktober 2023, 22:43 WIB
Ilustrasi Kemenag /Kemenag.go.id/

HARIAN BOGOR RAYA - Kasus mutasi guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan yang memprotes kebijakan toilet berbayar terus diselidiki oleh Kementerian Agama.

Terkait dengan hal tersebut, sejumlah pihak telah diperiksa. Keterangan tersebut disampaikan oleh kepala kantor kementerian agama Pamekasan, Mawardi.

Beberapa pihak yang diperiksa oleh kementerian agama yaitu Kepala MAN 1 Pamekasan No'man Afandi, para guru, satuan pengamanan (satpam), hingga pejabat di lingkungan Kemenag Pamekasan.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Copot Jabatan Kepala Sekolah SDN Cibeureum 1 karena Dugaan Pungli

Kasus ini berawal ketika salah seorang guru MAN 1 Pamekasan yang bernama Muhammad Arif dimutasi dari sekolah tersebut ke sekolah swasta yang berada di desa.

Arif dimutasi l diduga lantaran memprotes kebijakan sekolah terkait toilet berbayar.

Kebijakan tersebut menurut Arif tidak berpihak dan merugikan siswa. Dan menurutnya kebijakan tersebut sama saja dengan menjadikan lembaga pendidikan sebagai ajang bisnis. Dan tentunya kasus tersebut adalah yang pertama kali terjadi di dunia pendidikan.

Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Peran Sekolah dalam Masyarakat

"Setelah protes itu, saya lalu diusulkan untuk dimutasi dan tidak lagi mengajar di MAN I Pamekasan karena dianggap merongrong kewibawaan Kepala MAN I Pamekasan," ujar Arief dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada media di Pamekasan, Jawa Timur, dikutip dari pikiran rakyat.com.

No'man Afandi selaku kepala MAN I Pamekasan membantah tudingan Arif. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan toilet berbayar diberlakukan hanya untuk siswa pria dan kebijakan itu pun hanya diberlakukan selama 3 bulan.

Menurutnya lagi bahwa selama ini toilet kerap kali dijadikan oleh sejumlah siswa untuk menghindari mata pelajaran tertentu, dan juga sering digunakan oleh sejumlah siswa untuk merokok.

Baca Juga: Potret Miris Pendidikan Indonesia: Menyelami Masih Ada Sekolah Tak Layak

"Jadi, mereka izin ke kamar mandi tapi sebenarnya bukan untuk mandi. Mereka hanya diam di sana dengan teman-temannya," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu menurutnya beberapa siswa juga kadang sembarangan dalam buang air kecil sehingga bau tak sedap menyebar di lingkungan sekolah. Dan ada juga anak-anak yang sengaja membuka bak mandi sehingga air tidak pernah terisi.

Berdasarkan itulah maka pihak sekolah menetapkan kebijakan toilet berbayar sebesar rp500 saat jam pelajaran berlangsung.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat tentang Apa Itu Sekolah Paket?

"Ketentuan ini hanya untuk putra, sedang putri tidak," katanya.

Akan tetapi sekolah juga mengizinkan bagi siswa yang tidak punya uang jika ingin ke kamar mandi selagi masih dalam jam belajar.

"Alhamdulillah anak-anak mulai ada kesadaran dan tanggung jawab," ujar No'man.

Dan uang yang terkumpul pun diserahkan ke masjid sebagai amal jariyah bagi anak-anak yang ke kamar mandi.

"Saya sampaikan ke anak-anak, ini amal sampeyan ke masjid," ujarnya.***

 

 

Editor: Herawati Nurlia

Tags

Terkini

Terpopuler