HARIAN BOGOR RAYA - Pimpin Rakernas IV PDIP, dalam pidatonya Megawati menegaskan bahwa Pemikiran Marhaenisme tidak terikat pada kerangka pemikiran Komunisme.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dalam pidatonya di Rakernas IV di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat 29 September 2023, menyusul banyaknya pihak yang kerap kali mengaitkan kerangka pemikiran Marhaenisme dengan Komunisme.
Oleh karena itulah Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa pihak-pihak tersebut tidak tahu sejarah.
"Dulu banyak orang selalu mengorelasikan, kalau menyebut marhaenisme langsung dikatakan kita ini komunisme. Padahal, berarti orang itu tidak tahu sejarah dan tidak tahu apa sebenarnya Marhaen," kata Megawati.
Kemudian Megawati menegaskan bahwa kerangka falsafah yang digaungkan oleh Soekarno tentang marhaenisme itu berawal saat bung Karno menemui seorang petani bernama Marhaen di Bandung.
Adapun falsafah itu muncul melalui pertanyaan Soekarno pada Marhaen. Di mana saat itu menurut penuturan Megawati, Soekarno melemparkan pertanyaan terkait kegiatan pertanian perorangan kepada Marhaen, kepemilikan sawah, hingga harga jual.
Baca Juga: Megawati Bantah Isu Keterlibatannya atas Sikap Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024
"Ketika beliau (Soekarno) bertemu, 'Siapa nama bapak?' 'Marhaen, Pak'. Tentu (dalam) bahasa Sunda. 'Apakah sawah ini punya bapak?' 'Iya,'" ujar Megawati.