Curhat Pebasket Brasil Bruno Caboclo Saat Mulai Bertanding di FIBA World Cup 2023

- 26 Agustus 2023, 22:06 WIB
Tim asuhan Gustavo Conti mampu mencatatkan kemenangan telak dalam laga pembuka Grup G FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Sabtu, 26 Agustus 2023. (gambar ANTV klik)
Tim asuhan Gustavo Conti mampu mencatatkan kemenangan telak dalam laga pembuka Grup G FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Sabtu, 26 Agustus 2023. (gambar ANTV klik) /MARAWATALK /

HARIAN BOGOR RAYA - Salah satu pebasket Brasil, Bruno Caboclo angkat suara soal keberhasilan tim Brasil di pertandingan FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Bruno Caboclo mengaku bahwa Brasil memulai pertandingan dengan energi bagus saat bertanding di ajang FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, dan berhasil menekuk Iran.

"Kami sangat baik di eksekusi, offense, dan defense. Saya pikir untuk laga pertama ini sangat bagus, rotasi berjalan dengan baik," tambahnya Bruno Caboclo.

Baca Juga: Skenario Panpel Hadapi Antuasiasme Penonton FIBA World Cup 2023

Conti menambahkan, timnya memiliki transisi bagus. "Kekompakan tim adalah kunci dari kemenangan ini. Kami harus bisa menjaga dan melanjutkan permainan ini," kata dia.

Pada laga selanjutnya Iran akan menghadapi Pantai Gading pada Senin, 28 Agustus 2023, sementara Brasil akan menantang juara bertahan Spanyol juga pada hari yang sama.

Perlu diketahui, Brasil terlalu perkasa bagi Iran. Walaupun Brasil hanya unggul sembilan peringkat dari lawannya Iran, tim asuhan Gustavo Conti mampu mencatatkan kemenangan telak dalam laga pembuka Grup G FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Sabtu, 26 Agustus 2023. Brasil menekuk Iran 100-59. Ini skor triple digit kedua di Indonesia Arena setelah kemarin Latvia menang telak atas Lebanon.

Baca Juga: Raffi Ahmad Hingga Agnez Monica Curhat Soql FIBA World Cup 2023

Sayangnya, kemenangan Brasil harus dibayar mahal. Raul Neto menderita cedera dan harus keluar pada awal kuarter tiga. Ia pun terlihat menangis di sisi lapangan. 

"Saya tidak tahu pasti kondisinya sekarang. Kami harus menunggu hasil pemeriksaan medis," kata Conti selepas laga perihal cedera Neto.

Iran yang berada di ranking 11 FIBA hanya bisa mengimbangi Brasil, ranking 22, pada tiga menit pertama. Setelahnya, pertandingan seperti berjalan searah. 

Baca Juga: Yesaya Saudale Tegaskan Soal Pertandingan di FIBA World Cup 2023

Dimulai dengan dunk Bruno Caboclo yang membuat Brasil unggul 10-4, angka kemudian terus bertambah bagi tim Amerika Selatan. Marcelino Huertas dkk selalu punya cara untuk menembus pertahanan Iran. Mulai dari permainan dalam para bigman atau rotasi bola yang diakhiri dengan tembakan tiga angka. Juga guard yang melakukan gerakan menusuk langsung ke ring untuk mencetak dua poin karena mendapatkan screen yang baik dari rekannya.

Iran dibuat bermain serba salah dan tertingal jauh 12-33 pada kuarter pertama. Kuarter kedua tak banyak perubahan meskipun pelatih Brasil Gustavo Conti merotasi pemainnya. Brasil unggul jauh 57-25 saat halftime.

Baru sekitar dua menit kuarter ketiga berjalan, Conti harus menarik Neto karena cedera dan menggantikannya dengan Gui Santos. Meksipun Iran menunjukkan tanda-tanda perlawanan, Brasil masih mampu menutup kuarter ini dengan selisih jauh 82-46 sebelum akhirnya menang dengan selisih 41 angka.

Baca Juga: Jelang Kehadiran Agnez Monica di Ceremony FIBA World Cup 2023, Antisipasi Akses Masuk Acara Pembukaan

Dalam laga ini ada lima pemain Brazil mencetak dua digit dengan Caboclo mengemas 16 poin, Yago Santos 14 angka, Tim Soares 13 poin, Vitor Benite 12 poin dan Marcelo Huertas dengan 10 poin. Sedangkan di kubu Iran, Matin Aghajanpour dan Hamed Ehaddadi masing-masing mencetak 11 dan 10 angka.

Hakan Demir mengatakan, Brasil memiliki komitmen tinggi sejak awal, sementara timnya kurang memiliki komitmen dan konsentrasi. "Pada paruh pertama, harus diakui Brasil memang lebih baik dari kami, tapi di paruh kedua kami memperlihatkan kami tim yang berbeda. Paruh kedua, konsentrasi meningkat dan kami berhasil menemukan momentum. Oke, 32 poin terlalu jauh, tapi lebih baik dibandingkan babak pertama yang tidak banyak konsentrasi dan komitmen," kata Demir. 

Menurut dia, dalam turnamen semua bisa terjadi. Ia mencontohkan Prancis yang juga mendapatkan kekalahan telak, meskipun berstatus tim elite. "Yang terpenting adalah bagaimana bangkit pada laga selanjutnya," kata Demir. ***

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x