Kiat Penting Pengereman yang Aman, Demi Perkecil Risiko Kecelakaan

20 Mei 2024, 10:49 WIB
Ilustrasi, kecelakaan tambang timah ilegal diperairan Desa Permis Bangka Selatan /Net /

HARIAN BOGOR RAYA - Ada beberapa kiat penting soal pengereman yang aman. Pengereman yang aman ini bisa Anda terapkan untuk memperkecil risiko kecelakaan kendaraan.

Pasalnya, sebab tertinggi kecelakaan sepeda motor adalah lantaran terjadi sikap ceroboh saat berkendara. Juga sebab gagal menjaga jarak aman saat berkendara. Dan mengabaikan etika, serta peraturan berkendara.

Perlu diingat bahwa temuan dari Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas) memperlihatkan, sebanyak 76 persen kasus kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor. 

Baca Juga: Jenazah Mayor Purn Suwanda, Korban Kecelakaan Pesawat Latih Jenis Tecnam P2006T Dibawa ke Cirebon

Maka, pihak PT. Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengungkap beberapa tips praktis demi pengereman sepeda motor yang aman. Serta teknik pengereman yang benar agar terhindar dari risiko kecelakaan Human error atau kesalahan manusia masih menjadi penyebab utama tingginya kecelakaan di Indonesia

Kecelakaan sepeda motor. Fakta itu terjadi karena 85 persen rumah tangga di Indonesia memiliki sepeda motor dan rutin menggunakannya dalam aktivitas harian.

Maka, cara pengereman yang aman perlu diterapkan untuk memperkecil risiko kecelakaan, berikut kiat yang dibagikan PT. SIS, dilansir dari Antara 

Baca Juga: Kecelakaan Pesawat di Tangsel, Dua Orang Tergeletak

 

1. Pastikan kondisi tubuh prima

Kegagalan respons terhadap bahaya sehingga mengakibatkan kecelakaan biasanya disebabkan oleh kondisi pengendara yang kelelahan. Siapkanlah kondisi fisik seprima mungkin sebelum mengemudi.

 

2. Ketahui interval waktu untuk pengambilan keputusan di jalan

Menjaga jarak antar kendaraan sangat krusial untuk memberi waktu pengambilan keputusan pengereman yang baik. Pada umumnya jarak pandang mata normal seseorang sejauh 30 m. Jarak ini merupakan situasi ideal untuk dapat membaca, memprediksi, dan mengambil keputusan saat berkendara.

Pengendara biasanya akan mencerna sinyal bahaya dalam waktu 1.5 detik dan memutuskan untuk melakukan pengereman pada detik berikutnya.

Baca Juga: Kecelakaan Otobus, Perusahaan Harus Ikut Bertanggung Jawab

 

3. Jaga posisi motor tetap lurus saat pengereman

Saat berkendara, berjaga-jagalah dan atur etika postur berkendara yang benar yaitu posisi duduk yang tegak dan rileks, serta kedua tangan memegang kendali pada stang kemudi dengan siku sedikit dibengkokkan agar memiliki kontrol lebih saat mengendalikan motor.

Saat dihadapkan dengan situasi tidak terduga dan memerlukan pengereman, jaga arah roda motor tetap berada pada keadaan lurus agar keseimbangan tetap terjaga dan memastikan traksi maksimal pada ban motor saat melakukan pengereman.

 

4. Lakukan pemeriksaan ringan sebelum berkendara

Motor yang digunakan dalam aktivitas harian perlu perhatian berkala khususnya pada alat kendali dan ban. Di awal berkendara lakukan tes pengereman depan dan belakang untuk memastikan tiap rem dapat menghentikan motor dengan baik saat melaju. Selain itu setiap minggunya pemeriksaan tekanan dan tapak ban juga baik untuk dilakukan sehingga dapat mengantisipasi risiko yang bisa timbul akibat ban yang telah berdegradasi kualitas.

Baca Juga: Diduga Supir Truk Lalai, 5 Kendaraan Bermotor di Ciampea Bogor Terlibat Kecelakaan Beruntun

Pemilik motor juga dianjurkan untuk melakukan service berkala motornya ke bengkel resmi yang dapat menjamin kualitas alat, teknisi, dan orisinalitas part yang digunakan.

“Kecelakaan akibat kurang berhati-hati bisa terjadi kapan saja dan tidak terprediksi. Pengetahuan dan penguasaan teknik pengereman bisa membantu menghindari pengemudi dari kondisi fatal di perjalanan,” ujar Asst. to Service Dept. Head PT SIS Hariadi.

Hariadi menambahkan, salah satu langkah awal yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan berkendara adalah dengan memilih sepeda motor yang sesuai dengan spesifikasi dan bobot yang tepat bagi penggunanya, misalnya motor skutik Suzuki Nex Crossover yang ringkas dan stylish untuk dipakai beraktivitas bagi kebanyakan orang.

Baca Juga: Perkembangan Kecelakaan Bus di Subang, dari Uji KIR Hingga Investigasi

 

5. Jangan panik dan terapkan teknik pengereman berkala

Saat berhadapan dengan situasi darurat, ingat bahwa pengereman harus dilakukan secara bertahap. Misalnya, menarik tuas rem depan disusul dengan tuas rem belakang dengan bertahap dan interval yang konstan agar kecepatan motor menurun secara bertahap tanpa mengunci roda atau menghindari kampas rem menjadi panas.

 

6. Sadar kondisi sekitar dan jaga jarak aman

Menurut TMC Polda Metro Jaya, semakin rendah kecepatan berkendara maka semakin kecil pula jarak yang harus diterapkan, begitu pula sebaliknya. Misalnya untuk kecepatan 30km/jam maka jarak aman adalah 30 meter, sedangkan untuk kecepatan 80km/jam maka jarak aman adalah 80 meter.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler