Din Syamsuddin Ungkap Hal Penting dari Momen Idul Fitri

- 10 April 2024, 16:27 WIB
Ilustrasi idul fitri/freepick.com/@freepik
Ilustrasi idul fitri/freepick.com/@freepik /

HARIAN BOGOR RAYA - Momen Idul Fitri menjadi momentum tepat untuk mengingatkan lagi kepada seluruh umat Islam agar saling mengubah diri ke arah yang lebih baik. Maka, bisa memberi perubahan terhadap kehidupan bersama yang mengalami kerusakan.

 “Momentum perubahan pertama dan utama adalah kembali ke fitrah kemanusiaan sejati, yaitu kepribadian suci dan kuat. Setelah itu, barulah momentum perubahan kedua, yakni melakukan perubahan terhadap kehidupan bersama yang mengalami kerusakan, tanggung jawab melakukan Amar Makruf Nahyi Munkar terhadap kehidupan bangsa yang masih diliputi kemungkaran struktural,” jelas Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Din Syamsuddin, terkait Idul Fitri.

Masih terkait Idul Fitri, umat Islam, katanya, sebagai Khairu Ummah bisa berperan dalam mewujudkan cita-cita nasional. Yaitu Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat.

Baca Juga: Jamaah An-Nadzir Tegaskan Soal Pilihan Hari Raya Idul Fitri Hari Ini

Ia pun menekankan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah menjadi momentum baik bagi umat Islam untuk melakukan perubahan diri, lalu berdampak terhadap perbaikan kehidupan masyarakat.   

Dalam khutbah Shalat Idul Fitri di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, sebagaimana salinan naskah yang diterima di Jakarta pada Rabu, ia menilai kehidupan sebagian umat Islam saat ini sangat memprihatinkan karena hanya mengedepankan hak daripada kewajiban hingga mewajarkan kecurangan dan jalan pintas.

“Mereka menikmati kebebasan sebagai hak asasi dengan melupakan kewajiban atau tanggung jawab asasi. Sebagai akibatnya, mereka merasa bebas untuk berdagang walau secara curang, dan kemudian berkacak pinggang di atas penderitaan orang lain dalam perekonomian yang senjang. Kebebasan itu juga mengejawantah dalam hasrat mempertahankan kekuasaan walau mengabaikan etika,” tegasnya.

Baca Juga: Nahdlatul Ulama dan Pemerintah Diprediksi akan Berbeda dengan Muhamadiyah dalam Perayaan Idul Fitri 1445 H 

Sebagai akibatnya, sambung dia, demoralisasi terselubung kini menjelma dalam kehidupan bangsa, yang terlihat melalui abainya bangsa terhadap berbagai bentuk kekerasan, pembunuhan, perzinahan, pencurian, korupsi, pemakaian narkoba, bahkan penyalahgunaan dan penyelewengan amanat jabatan.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x