Pahami Kondisi Post Holiday Blues dan Cara Cegahnya

17 April 2024, 14:22 WIB
Ilustrasi. Post Holiday Blues setelah libur panjang /// Freepik/ lookstudio

HARIAN BOGOR RAYA - Kondisi post holiday blues bisa dialami oleh banyak orang setelah liburan. Penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti memulai kembali rutinitas sehari-hari untuk mengurangi dampaknya. Kembali ke kegiatan yang biasa dilakukan sebelum liburan dapat membantu menyesuaikan diri secara perlahan.

Hal itu pun mencegah gejala post holiday blues menjadi lebih parah. Jika gejalanya berlanjut lebih dari dua minggu, berkonsultasilah dengan profesional medis untuk mendapatkan bantuan yang sesuai.

Hindari melakukan aktivitas yang minim gerak. Contohnya bermain media sosial terlalu lama atau banyak menghabiskan waktu untuk tidur di rumah.

Baca Juga: Tips Nyaman Liburan Lebaran Bersama Keluarga

Orang yang memiliki stamina mental yang prima dan terbiasa untuk tetap aktif selama liburan, pada dasarnya, tentu akan dapat dengan mudah mengatasi perubahan. Juga mendapatkan manfaat maksimal dari liburan sejenak dari rutinitas dan beban tugas yang biasa dihadapi.

“Sebaliknya mereka yang memiliki masalah dalam stamina mental dan tidak terbiasa aktif selama liburan tentu memerlukan pecutan usaha diri yang lebih keras untuk mengatasi perubahan mood mereka,” ucap psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra Putranto.

Ia pun menyebutkan, sejumlah penyebab seseorang bisa terkena post holiday blues setelah mengikuti musim libur panjang seperti Lebaran lalu.

Baca Juga: Usai Lebaran, Dinkes Imbau Masyarakat Skrining Penyakit Tidak Menular

“Post holiday blues adalah kondisi perubahan mood (suasana hati) sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali,” kata Kasandra, dilansir dari Antara. 

Kasandra menjelaskan selama mengalami proses transisi tersebut, tidak mudah bagi seseorang untuk beradaptasi kembali terhadap kehidupan yang biasanya, misalkan kembali bekerja atau sekolah.

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Dari diri individu, adanya sifat malas bergerak dan berpikir akan membuat ritme aktivitas menjadi lebih lambat. Hal itu disebabkan karena adanya rasa ingin memutar waktu ke masa liburan lebih kuat dibandingkan niat memulai rutinitas kembali.

Baca Juga: Ragam Alasan Anak Malas Kembali Sekolah Pasca Libur Lebaran

Apalagi bila ternyata selama liburan individu tersebut sempat mengalami sakit akibat terlalu banyak atau kurang makan, telat makan atau mengonsumsi obat yang diperlukan hingga kekurangan waktu istirahat karena berinteraksi dengan banyak orang.

Kasandra melanjutkan tekanan post holiday blues juga berpotensi bertambah karena masalah-masalah teknis lain.

“Misalnya jika support system di rumah belum kembali seperti semula, ada langganan sayur belum kembali dari kampung, langganan ojek juga masih libur atau asisten di rumah belum kembali, atau sarana prasarana macet karena rusak, seperti mobil, motor, mesin cuci dan lain-lain,” kata dia.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler