HARIAN BOGOR RAYA - Peneliti Senior University of Patras dan School of Public Health-University of West Attica di Yunani, Konstantinos Farsalinos, menyebut masih ada banyak prasangka buruk terhadap nikotin.
Kondisi itu membuat minimnya minat ilmuwan meneliti nikotin. Menurutnya, nikotin bisa menjadi bidang yang sangat menarik untuk diteliti sebagai teraupetik guna membantu proses penyembuhan pasien.
“Prospeknya ada. Persepsi tentang nikotin akan berubah jika efeknya terhadap penyakit Alzheimer dan demensia ditemukan, terutama untuk pencegahan primer,” jelas Farsalinos.
Baca Juga: Bahaya Perokok Produk Tembakau Alternatif, Termasuk Nikotin Hingga TAR
Sementara, peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Amaliya menyebut, TAR pada rokok adalah salah satu penyebab utama dari masalah kesehatan gusi.
Dilansir melalui Antara, Amaliya memaparkan hasil penelitiannya terkait dengan respons gusi pada pengguna vape dan perokok.
“Kesimpulannya bukan nikotin yang mempersempit pembuluh darah pada gusi dan menutupi tanda klinis peradangan yang normal. Melainkan disebabkan oleh TAR atau kandungan lain dari rokok,” ujar Amaliya.
Baca Juga: Ahli Ungkap Fakta Nikotin dan TAR, Beberkan Produk Tembakau Alternatif
Amaliya menjelaskan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada para pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok dibandingkan dengan perokok dan bukan perokok.