Mirip Flu, Ketahui Detail Gejala Penyakit Leptospirosis Hingga Bisa Ancam Nyawa

- 2 Maret 2023, 06:18 WIB
Ilustrasi penyakit leptospirosis
Ilustrasi penyakit leptospirosis /Pexels/Nikolett Emmert

HARIAN BOGOR RAYA - Gejala dari penyakit leptospirosis perlu diketahui oleh publik. Gejala penyakit leptospirosis mirip dengan penyakit flu berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, nyeri otot, sakit perut, nafsu makan menurun, diare, hingga bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.

Sebagian gejala penyakit leptospirosis muncul dua sampai empat pekan setelah terinfeksi bakteri. Penyakit leptospirosis perlu digarisbawahi meskipun mirip dengan flu. Bedanya, jika penyakit leptospirosis tidak segera diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan bisa mengancam nyawa.

Namun, meski berakibat fatal masyarakat tidak perlu khawatir karena leptospirosis juga bisa dicegah. Hal yang paling utama dalam pencegahan leptospirosis adalah dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari hewan sumber infeksi yang merupakan jalur penularan pada manusia.

Baca Juga: Waspada Saat Musim Pancaroba, Berbagai Penyakit Ini Berpotensi Muncul

Di luar itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan mengenakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata, terutama saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri leptospira.

Bila dirasa kurang maksimal bisa juga menutup luka dengan plester tahan air, terutama sebelum kontak dengan air di alam bebas.

Hal ini dilakukan guna menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam, hingga melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak.

Baca Juga: Inilah Ihsan seorang Anak Penderita Penyakit Mikrosefalus Yang Terlahir Dari Keluarga Tidak Mampu

Perlu diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau agar seluruh masyarakat mewaspadai berbagai penyakit di musim penghujan. Salah satu yang menjadi sorotan yakni leptospirosis.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa leptospirosis kerap muncul di kawasan banjir.

Kementerian Kesehatan menyebutkan leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Pasca Pergantian Musim, Cegah Penyakit Demam Berdarah Dengan Menjaga Kebersihan Lingkungan

Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran penyakit leptospirosis di antaranya babi, anjing, sapi hingga yang paling dekat dan mudah dijumpai di area tempat tinggal manusia yakni tikus.

Bakteri leptospirosis menyebar melalui air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri. Bakteri tersebut juga dapat menginfeksi manusia melalui luka yang ada di kulit serta mukosa tubuhnya.

Berdasarkan data per akhir 2022 terdapat 1.408 kasus leptospirosis yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi kepada Kementerian Kesehatan. Meski penyebarannya belum massif dan dijumpai di semua provinsi tapi penyakit ini tetap harus diwaspadai dan mendapatkan perhatian khusus, utamanya dari masyarakat.

Baca Juga: PeduliLindungi Akan Meleburkan Diri dalam Aplikasi Satu Sehat Mobile, Terobosan Baru Kemenkes

Dari data laporan kasus tertinggi pada periode per Desember 2022 tersebut, Jawa Tengah melaporkan 502 kasus dan Case Fatality Rate (CFR) berkisar 13,94.

Menyusul Provinsi Jawa Timur yang juga mencatatkan kasus yang tidak sedikit yakni 401 kasus dengan CFR 3,49.

Kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sebanyak 235 kasus dan CFR 5,53. Sementara itu Provinsi Jawa Barat mencatat kasus di kisaran 187 kasus dan CFR 16,04. Provinsi lainnya datang dari Banten dengan 64 kasus dan CFR 18,75.

Baca Juga: Belum Ada Obat Sembuhkan Pengidap Polio, Kemenkes Kabarkan Cara Perawatannya

Provinsi DKI Jakarta juga telah melaporkan adanya kasus penyakit ini dengan tujuh kasus dengan CFR 0,00.

“Provinsi-provinsi itu adalah yang rutin mendeteksi dan melaporkan kasus leptospirosis. (Tapi) Belum tentu provinsi lain nol atau tidak ada kasus. Tapi mungkin tidak dilaporkan," ujarnya.

Nadia mengatakan bahwa sebanyak 139 kasus dinyatakan meninggal dunia. Data kematian ini meliputi Provinsi Jawa Tengah (70 jiwa kematian), Jawa Timur (14 kematian), Daerah Istimewa Yogyakarta (13 Kematian), Jawa Barat (30 kematian ) dan Provinsi Banten (12 Kematian).

Baca Juga: Kemenkes Jelaskan Spesifik Soal Sakit Gagal Ginjal Akut, Waspada Popok Kering Pada Anak

Dengan data yang dijabarkan di atas dapat ditarik kesimpulan jika penyakit ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa manusia karena bakteri leptospirosis juga dapat menyebabkan kematian walau jumlahnya relative masih kecil.

Belum lagi manusia dengan perilaku kesehatan yang buruk sangat berpotensi terinfeksi bakteri jahat ini. Tak terkecuali juga dengan sanitasi yang buruk. Pasalnya, hal tersebut semakin menguatkan terjadinya kasus leptospirosis pada manusia.***

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Waspada Penyakit Leptospirosis di Kawasan Banjir, Kenali Gejalanya

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah