HARIAN BOGOR RAYA- Hasil obligasi AS tenor dua tahun kini berada di 4,218 persen. Kemudian, tenor 10 tahun berada di 3,581 persen.
Masih terkait obligasi AS, rupiah sendiri diperkirakan berpotensi rebound terbatas. Sementara, sentimen pasar berbalik positif pasca ada harapan saat bank-bank global yang bermasalah akan mendapatkan dukungan.
Kemudian, pada akhir pekan ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, meningkat di tengah naiknya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Dolar Turun Tajam di Sesi Asia, Tergelincir Hingga Dekati Posisi Terendah
Rupiah pada Jumat ditutup naik 44 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp15.345 per dolar AS berbanding posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.389 per dolar AS.
"Kenaikan pada imbal hasil obligasi AS akan menahan penguatan rupiah lebih lanjut," kata analis DCFX Futures, Lukman Leong, dikutip dari di Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023.
Perlu diketahui, pemerintah AS sendiri akan menjamin nasabah Silicon Valley Bank (SVB), sedangkan Credit Suisse Bank di Swiss mendapatkan likuiditas dari bank sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB).