Antara Nyawa dan Nafkah Para Penambang Emas Iblis Dibalik Pesona Blue Fire di Kawah Ijen

- 14 Mei 2023, 23:50 WIB
Salah seorang penambang “emas iblis” kaldera Ijen (Foto: RRI/Gandi Lukmanto)
Salah seorang penambang “emas iblis” kaldera Ijen (Foto: RRI/Gandi Lukmanto) /

HARIAN BOGOR RAYA -  Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam, selain keindahan panorama alam juga terdapat banyak sumber daya alamnya. 

Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah Kawah Ijen telah dikenal luas para wisatawan domestik hingga mancanegara, sekitar danaunya berwarna hijau toska ditambah sentuhan panorama yang eksotis dan mengagumkan.

Diselimuti suhu yang sejuk, bahkan dalam kondisi ekstrem bersuhu dingin terkadang di bawah nol derajat Celcius hal inilah yang menjadi daya tarik dan ciri khas tersendiri bagi Kawah Ijen.

Baca Juga: Status Gunung Anak Krakatau Level III, PVMBG Imbau Masyarakat Tidak Mendekati Pada Radius Berbahaya

Fenomena lain di Kawah Ijen yang tidak kalah menaik adalah blue fire atau api biru, alam tersebut muncul di tengah-tengah aktivitas penambangan kristal sulfur. 

Api biru ini dapat ini dilihat pada pukul 02.00-04.00 dini hari menurut pantauan sejumlah sumber, kemunculan fenomena “blue fire” di kawah gunung berapi untuk saat ini hanya ditemukan di Indonesia.

Maka, tak heran keberadaan api biru ini begitu diburu wisatawan, khususnya turis asing. Kawah Ijen juga merupakan gunung berapi yang memiliki kawah terbesar di dunia. 
Airnya berwarna pirus dengan kandungan konsentrasi belerang tertinggi di dunia.

Baca Juga: Pengelola Wisata Gunung Galunggung Beberkan Detik-detik Kecelakaan Tunggal Satu Keluarga

Kawah ini memproduksi mata air panas alami, gipsum, serta mineral bumi lainnya, di tengah fakta kekayaan alam yang melegenda dan mendunia, Gunung Ijen menghadirkan fenomena sosial yang memprihatinkan.

Residu kimia dari Kawah Ijen sudah diketahui sangat memusuhi kehidupan yaitu asap belerang beracun tersebar di mana-mana dalam radius tebar Gunung Ijen.

Baca Juga: Sebaran Awan Panas Gunung Merapi Jangkauannya Meluas Hingga Puluhan Kilometer dari Puncak Merapi

Ironisnya beberapa orang justru menghabiskan sepanjang hari bertaruh nyawa di dasar kaldera Kawah Ijen, mereka mengumpulkan secuil demi secuil kristal belerang demi menyambung kehidupan dari gunung berapi itu. Orang-orang ini adalah penambang belerang tradisional Kawah Ijen yang menjadi tulang punggung keluarga.

Mereka tak mengenal lelah ataupun bahaya, sepertinya alam sudah akrab dengan para penambang belerang tersebut, resiko nyawa didepan mata hanya menghitung nasib begitulah fenomena para penambang emas iblis istilah dari belerang dari kawah Ijen.***



sumber RRI

Editor: UG Dani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x