Ini Makna dari Busana Adat Ageman Songkok Singkepan Ageng yang Digunakan Presiden Jokowi di Perayaan HUT RI

- 18 Agustus 2023, 00:42 WIB
Baju adat Anggeman songkok Ageng
Baju adat Anggeman songkok Ageng /Tiktok @/

HARIAN BOGOR RAYA - Perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-78 di istana merdeka Jakarta nampak sangat meriah ketika seluruh tamu undangan menggunakan busana adat tanah air.

Dan tentunya juga dengan presiden Joko Widodo. Pada  upacara detik-detik proklamasi presiden Jokowi nampak mengenakan baju adat Keraton kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang mana baju tersebut bernama ageman songkok singkepan ageng.

Di mana baju adat Keraton kasunanan Surakarta Hadiningrat tersebut memiliki makna yang dalam dan beragam. Ini adalah salah satu busana tradisional yang sangat dihormati dan diidentifikasi dengan budaya Jawa dan kerajaan Surakarta.

Baca Juga: Rayakan hari kemerdekaan RI ke 78, Presiden Joko Widodo Bersama Ibu Iriana Kenakan Busana Adat Berbeda

Untuk mengetahui lebih jelas tentang busana tradisional ageman songkok singkepan ageng, berikut adalah beberapa filosofi yang terkandung di dalamnya. Busana ageman songkok singkepan ageng memiliki simbol kedaulatan dan kehormatan:

Di mana baju adat ini digunakan oleh anggota kerajaan pada acara resmi dan upacara kerajaan. Ini mencerminkan kedaulatan dan kehormatan yang dipegang oleh kerajaan serta anggotanya dalam masyarakat.

Jika ditautkan dengan sejarah, baju adat ini menghubungkan pemakainya dengan sejarah panjang Keraton kasunanan Surakarta Hadining. Ini mengingatkan pada akar budaya, tradisi dan nilai-nilai yang telah ada selama berabad-abad.

Baca Juga: Kirab Budaya Awali Peringatan HUT RI ke 78 di Istana Merdeka Jakarta

Baju ageman songkok singkepan ageng mencerminkan identitas budaya Jawa. Di mana baju adat ini mewakili identitas budaya Jawa yang kaya dan mendalam. Dari pola warna dan bentuknya mencerminkan estetika tradisional Jawa yang unik.

Kemudian pemberian kehormatan, pemakaian baju adat ini bisa menjadi tanda penghargaan atau kehormatan dari kerajaan kepada individu tertentu, seperti tamu penting atau tokoh masyarakat yang diakui.

Lalu simbol hierarki sosial, baju adat ini mungkin juga mencerminkan hierarki sosial dalam kerajaan, dengan detail-detail tertentu yang menunjukkan status dan peran seseorang dalam struktur kerajaan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Apel Penghormatan dan Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta

Perpaduan ageman dan songkok, di mana ageman adalah baju adat yang terdiri dari beberapa lapisan pakaian, sementara songkok adalah topi tradisional. Kombinasi ini bisa menggambarkan perpaduan antara berbagai elemen budaya dan nilai yang dianut oleh kerajaan.

Keindahan dan seni, baju adat ini juga menampilkan seni dan keindahan dalam detail-detailnya seperti bordir, hiasan dan pilihan warna. Ini mencerminkan nilai estetika yang dihargai dalam budaya Jawa.

Yang terakhir adalah warisan budaya, pemakaian baju adat ini adalah bagian dari usaha untuk mempertahankan dan mewariskan warisan budaya kepada generasi mendatang, memastikan bahwa tradisi dan pengetahuan budaya tidak punah. Selain itu baju adat ini biasanya dipakai para raja pakubuwono Surakarta ketika menghadiri acara enggar-enggar Soho tedhak yang artinya ketika raja keluar dari Keraton dengan menaiki kereta kuda diikuti oleh perangkat Keraton untuk terjun melihat kondisi masyarakat. Kemudian di sepanjang jalan raja memberikan uang dan makanan. Dalam pelaksanaannya raja membagikan uang dan makanan sebagai rasa cinta kasih kepada masyarakat.***

 

Editor: Herawati Nurlia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah