HARIAN BOGOR RAYA - Jakarta dan Tangerang merupakan salah satu kota yang mengalami hari terpanas beruntun terpanjang di dunia dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Hal itu merupakan studi terbaru dari Climate Central.
Di mana menurut wakil presiden bidang sains climate central Dr Andrew Pershing dalam keterangan di Jakarta, Jumat. Yang dikutip harian Bogor raya dari Antara, bahwa Jakarta dan Tangerang menempati urutan kedua dalam daftar kota kota dunia yang mengalami hari terpanas secara beruntun.
"Kota Jakarta dan Tangerang menempati urutan kedua dalam daftar kota-kota dunia yang mengalami hari terpanas secara beruntun (heat streaks) dengan 17 hari, sejak 7 Oktober sampai 24 Oktober," ungkap Dr Andrew Pershing.
Baca Juga: Prakiraan BMKG kota-kota besar di Indonesia Hari ini Akan Diguyur Hujan
Selain Jakarta dan Tangerang, Kota New Orleans di Amerika Serikat (AS) dan juga kota Houston AS juga berada di posisi ini, mengalami hari terpanas beruntun.
Menurut analisis dari climate center, bahwa ada 14 kota di Indonesia yang secara berturut-turut Indeks Pergeseran Iklim mencapai tingkat maksimum yaitu 5. Nilai itu menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan kemungkinan panas ekstrem setidaknya lima kali lipat lebih mungkin terjadi.
Andrew mengungkapkan selama 12 bulan terakhir rentang waktu November 2022 hingga Oktober 2023 menjadi catatan sepanjang catatan sejarah yang mengalami 12 bulan terpanas dengan rata-rata kenaikan suhu mencapai 1,3 derajat Celcius.
Baca Juga: Rumah Ketua Komisi IV DPR RI Sudin di Depok Digeledah Penyidik KPK
Andre juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang beriklim tropis yang mengalami kenaikan suhu dalam setahun terakhir.
Bahkan menurutnya, Indonesia menempati urutan teratas di antara negara-negara g20 dengan angka rata-rata 2,4. Hal itu berdasarkan perhitungan Indeks Pergeseran Iklim. Bahkan kondisi Indonesia mengalahkan Arab Saudi (2,3) dan Meksiko (2,1).
Menurut hasil analisis atribusi cuaca, selama rentang waktu tersebut, sebanyak 5,7 miliar orang terpapar pada setidaknya 30 hari suhu di atas rata-rata, setidaknya tiga kali lebih mungkin terjadi oleh pengaruh perubahan iklim, atau level tiga pada Indeks Pergeseran Iklim. Menurutnya hal itu terjadi dipicu oleh polusi karbon.