Investor Diharapkan Tertarik, Ketahui Prospek Industri ISP 5 Tahun Ke Depan

30 Maret 2023, 22:46 WIB
Ilustrasi investor. /MayoFi/Pixabay

HARIAN BOGOR RAYA- Para investor diharapkan tertarik memberikan akses permodalan agar infrastruktur dan layanan Internet Service Provider (ISP) dapat diperluas.

Prospek industri ISP dalam lima tahun ke depan, bagi investor, diperkirakan terus meningkat sejalan dengan upaya mengakselerasi teknologi digital, di Indonesia.

"Ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong digitalisasi di segala bidang. Faktor lainnya adalah pandemi yang membuat penetrasi digital terus meningkat," ujar Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam, masih soal investor.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Upayakan Tarik Investor Asing Kembangkan Industri Otomotif di Tanah Air

Sebagai informasi, hasil survei tersebut diperoleh dari partisipasi 562 responden anggota APJII yang tersebar di seluruh Indonesia, dari total yang berjumlah 894 anggota. 

Adapun survei dilakukan bersama dengan SRA Consulting melalui metode blasting secara online.

Perlu diketahui, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap tantangan terbesar dalam industri Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yakni keterbatasan infrastruktur.

Baca Juga: Daya Tarik Kendaraan Motor Listrik Dilirik Investor

"Tantangan bagi ISP yang selama ini belum teratasi paling besar adalah infrastruktur," kata Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam ketika menyampaikan hasil Survei ISP Industry dan Market Profile di Jakarta, Kamis.

Zulfadly mengungkapkan, berdasarkan survei yang dilakukan kepada anggota APJII, tantangan infrastruktur menjadi yang tertinggi mencapai 73,80 persen.

Selanjutnya diikuti tantangan pendanaan sebanyak 38,80 persen. Tantangan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 26,60 persen, regulasi pemerintah sebanyak 25,70 persen, Pajak dan PNBP sebanyak 11,40 persen, hutang perusahaan sebanyak 8,0 persen dan lainnya 3,30 persen.

Baca Juga: Motor Listrik Gesits, Alva dan Volta: Baterai dari IBC dan Listriknya dari PLN, Ini MoU nya

Adapun kendala infrastruktur yang dimaksud adalah biaya pemasangan dan pemeliharaan yang relatif tinggi.

Kemudian juga sulitnya infrastruktur menjangkau akses layanan, terutama pada area remote dan pedesaan.

Selain itu, persaingan juga dinilai masih tinggi, regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, serta terbatasnya akses permodalan.

Baca Juga: Galaxy Seri A 5G Bisa Bantu Tingkatkan Aktivitas Digital Terkait Momen Buka Puasa dan Lebaran

"Namun demikian tingkat penetrasi internet masih potensial untuk ditingkatkan seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat," ujarnya, dilansir dari Antara.

Lebih lanjut Zulfadly mengungkapkan bahwa anggota APJII akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur last mile kepada end user secara langsung apabila memiliki modal.

Dilanjutkan dengan rencana pembangunan data center, kapasitas bandwith internasional, hingga pengembangan software pendukung.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler