Pemerintah Pastikan 1 Syawal 1445 H Jatuh pada Hari Rabu

- 9 April 2024, 19:03 WIB
Ilustrasi Hilal.
Ilustrasi Hilal. /

HARIAN BOGOR RAYA - Secara astronomis bulan sudah nampak, sehingga memungkinkan Rabu 10 April 2024 ditetapkan sebagai satu Syawal 1445 H. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh saat menghadiri sidang isbat yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) pada Selasa 9 April 2024.

"Secara teori astronomis, bulan sudah nampak dan memungkinkan untuk bisa dilihat (imkan rukyah) sehingga besok, Rabu, 1 Syawal,"ujar Niam.

Saat ini menurutnya, posisi bulan berada di antara bumi dan matahari dalam satu bujur astronomis terjadi pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 Hijriah atau 9 April 2024 Masehi, sekitar pukul 01.20 WIB.

 Baca Juga: Jamaah An-Nadzir Tegaskan Soal Pilihan Hari Raya Idul Fitri Hari Ini

Dikutip dari ANTARA, bahw Niam menjelaska, Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71' (empat derajat lima puluh dua koma tujuh puluh satu menit) sampai dengan 7° 37.84' (tujuh derajat tiga puluh tujuh koma delapan puluh empat menit) dan sudut elongasi 8° 23.68' (delapan derajat dua puluh tiga koma enam puluh delapan menit) hingga 10° 12.94' (sepuluh derajat dua belas koma sembilan puluh empat menit.

Dan berdasarkan data tersebut, maka sudah memenuhi syarat minimal visibilitas hilal, yaitu apabila posisi hilal mencapai ketinggian tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Ia pun berharap momen Idul Fitri dapat dijadikan momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persaudaraan.

"Saya secara khusus menyampaikan, momentum Idul Fitri 1 Syawal 1445 H yang dilaksanakan secara bersama ini perlu dijadikan momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persaudaraan kita, yang bisa jadi kendor pascapemilu karena perbedaan pilihan politik," ujar dia.

Baca Juga: Persiapan Penting Saat Masyarakat Akan Saksikan Gerhana Matahari

 
"Saatnya mengedepankan kebersamaan dan titik temu serta menurunkan ego dan mengesampingkan perbedaan, semata untuk kepentingan persatuan nasional. Persatuan dan persaudaraan adalah modal dasar kita untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya),"ucapnya.

Editor: Herawati Nurlia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x