HARIAN BOGOR RAYA - Sebuah roket ditembakkan dari Gaza menghantam sebuah gedung tempat tinggal di Kota Rehovot Israel tengah, dan menyebabkan satu korban tewas dan lima lainnya terluka.
Lalu, kekuatan regional dan internasional mendesak gencatan senjata antara Israel dan Palestina, namun tidak berhasil.
Tentara Israel menyebut, serangan udara tersebut adalah bagian dari Operasi Perisai dan Panah, serangan yang diluncurkan setelah roket ditembakkan dari Gaza menyusul kematian seorang tahanan Palestina yang menjalani mogok makan di penjara Israel.
Baca Juga: Militer Israel Beberkan Pengakuan Soal Serangan Udara Israel di Jalur Gaza
Menurut angka yang dikeluarkan Palestina, lebih dari 160 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Dan setidaknya 20 warga Israel dilaporkan tewas dalam serangan yang berbeda di waktu yang sama
Pasukan Israel terus menyerang Jalur Gaza selama empat hari berturut-turut hingga Jumat, membuat total jumlah korban tewas dari serangan udara menjadi 31 jiwa, termasuk enam anak-anak dan tiga wanita.
Demikian laporan Layanan medis darurat nasional Israel, Magen David Adom.
Baca Juga: Militer Israel Beberkan Pengakuan Soal Serangan Udara Israel di Jalur Gaza
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dari jumlah 31 korban jiwa tersebut, termasuk enam anak-anak dan tiga wanita tewas, sementara 93 lainnya, termasuk 32 anak-anak dan 17 wanita, mengalami luka dalam empat hari belakangan akibat serangan udara pasukan Israel.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah kementerian mengumumkan kematian seorang warga Palestina, yang meninggal karena luka-luka yang diderita selama serangan Israel di Gaza utara.
Selain itu lima anggota senior organisasi Jihad Islam juga dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.
Sebelumnya, tentara Israel menghancurkan sebuah rumah milik keluarga Palestina "Bashir" pada Jumat dini hari saat penggerebekan Israel di beberapa lokasi di Jalur Gaza berlanjut.
Sementara itu, faksi Palestina bersenjata membalas dengan menembakkan granat dengan peluncur roket ke lokasi militer Palestina yang bersebelahan dengan Jalur Gaza.***