HARIAN BOGOR RAYA- Kunang-kunang merupakan hewan sejenis serangga unik yang memiliki ciri khas pada bagian buntutnya dengan cahaya terang saat terbang di tempat gelap.
Menurut Founder Rumah Konservasi Kunang-kunang, I Wayan Wardika mengaku populasinya memprihatinkan dengan menyusut secara drastis populasi kunang-kunang.
Menurut Wayan ia mencontohkan pada tahun 2000 di Ubud masih didapati Kunang-kunang kemudikan pada tahun 2024 ia tidak menemukan keberadaan kunang-kunang.
"Saya punya pengalaman, saya melakukan penelitian pada tahun 2000 masih ada kunang-kunang di Ubud. Kemudian 24 tahun kemudian tidak ada kunang-kunang dan siapa yang menjamin 24 tahun kedepan masih ada kunang-kunang?," ujarnya dikutip dari RRI, Minggu 28 April 2024.
Baca Juga: Cek Fakta Tentang Mitos Kunang-kunang Kukunya Orang Mati, Benarkah?
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan habitat kunang-kunang hilang dan punah pertama peralihan fungsi lahan menjadi perumahan, hotel, dan lainnya.
Peralihan ini mengakibatkan hilangnya habitat kunang-kunang padahal serangga ini akan berkembang biak pada pepohonan serta semak-semak.
Yang kedua polisi dengan semakin banyaknya lampu dan terang benderang maka semakin sulit kunang-kunang untuk berkomunikasi, kondisi polisi udara menghambat kenyamanan dan re populasinya.
Baca Juga: Cara Kerja Penolak Serangga Versi Profesor, Bisa Mengusir Nyamuk
Dan yang ketiga penggunaan pestisida dan zat kimia yang mengakibatkan punahnya populasi kunang-kunang akibat zat kimia tersebut.
"Kunang-kunang memberi pesan untuk warga bumi supaya punya sensitivitas untuk menjaga lingkungan. Seberapa banyak sumber daya alam dipakai tetapi tetap harus memberi ruang lain untuk mahluk lain termasuk kunang-kunang," kata Wayan.***