Pembesaran Prostat, Rencana Pemimpin Kerajaan Inggris Ditunda Hingga Pengobatannya

- 18 Januari 2024, 16:41 WIB
Raja Charles III.
Raja Charles III. /Tangkapan layar/

HARIAN BOGOR RAYA - Pemimpin dari Kerajaan Inggris, Raja Charles III memiliki rencana akan mengadakan pertemuan dan acara di Dumfries House, Skotlandia pada hari Kamis dan Jumat mendatang. Kini, rencana Raja Charless III itu harus ditunda atas saran dari dokter.

Dengan adanya tamu, termasuk pejabat asing dan anggota kabinet yang akan melakukan perjalanan ke sana, Istana Buckingham merasa perlu untuk memberi tahu masyarakat mengenai berita terkait Raja Charles III.

Berita itu adalah bahwa pemimpin dari Kerajaan Inggris, Raja Charles III akan dirawat di rumah sakit pekan depan untuk menjalani prosedur pengobatan pembesaran prostat yang dialaminya.

Baca Juga: Amerika Serikat-Inggris Serang Beberapa Wilayah Yaman, KBRI Muscat Ungkap Kondisi WNI

The Guardian, dilansir dari Antara, waktu London, Inggris, melaporkan pihak Istana Buckingham mengumumkan bahwa kondisi Raja Charles tidak berbahaya saat ini. Maka, Raja Charles akan mendapat prosedur perawatan untuk pembesaran prostat yang dialaminya pekan depan.

“Sama seperti ribuan pria setiap tahunnya, raja mencari pengobatan untuk pembesaran prostatnya. Kondisi Yang Mulia (Raja Charles) tidak berbahaya dan dia akan dibawa ke rumah sakit minggu depan untuk menjalani prosedur perbaikan. Pertemuan publik raja akan ditunda untuk masa pemulihan yang singkat,” kata pihak Istana Buckingham.

Sekitar satu dari tiga pria berusia di atas 50 tahun akan mengalami beberapa gejala pembesaran prostat, yaitu kelenjar yang berada tepat di bawah kandung kemih.

Baca Juga: Kesaksian Pemimpin Houthi, Siap-siap Bagi Amerika Serikat dan Inggris

Berita itu muncul pada hari yang sama ketika menantu perempuannya, Kate Middleton, sedang dalam masa pemulihan di rumah sakit usai menjalani operasi perut. Kate Middleton akan tetap berada di rumah sakit selama 10-14 hari, sehingga dia harus membatalkan semua keterlibatan publiknya hingga Hari Paskah mendatang.

Sementara itu, pembesaran prostat jinak (BPE) bukanlah kanker dan biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan, menurut situs NHS.

Penyebab pembesaran prostat jinak tidak diketahui, tetapi diyakini terkait dengan perubahan hormonal seiring bertambahnya usia pria. Gejala pembesaran prostat, antara lain kesulitan buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

 Baca Juga: Happy New Year 2024, Ini Ucapan Selamat Tahun Baru 2024 Bahasa Inggris dan Artinya yang Penuh Semangat

Keseimbangan hormon dalam tubuh berubah seiring bertambahnya usia, dan hal ini dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar. Namun, rincian pasti mengenai prosedur yang akan dijalani raja masih belum diungkapkan oleh pihak Istana Buckingham.

Dokter yang menangani pasien dengan pembesaran prostat biasanya akan mengambil keputusan pengobatan berdasarkan seberapa parah gejalanya. Jika bergejala ringan, pengobatan biasanya tidak diperlukan.

Perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan minuman bersoda, membatasi asupan pemanis buatan, dan berolahraga secara teratur, mungkin akan disarankan pada pasien dengan gejala pembesaran prostat ringan.

Baca Juga: 10 Ide Ucapan Selamat Hari Natal 2023 dalam Bahasa Inggris Lengkap Terjemahan Indonesia, Cocok untuk Keluarga 

Namun, jika gejala yang dialami termasuk sedang hingga berat, pasien membutuhkan obat untuk mengurangi ukuran prostat dan mengendurkan kandung kemih mereka.

Meskipun biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan, pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan masalah kesulitan buang air kecil atau pengosongan kandung kemih. Terkadang, gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah, seperti infeksi saluran kemih, retensi urin kronis, atau retensi urin akut.

Prosedur di rumah sakit, seperti kasus Raja Charles, biasanya direkomendasikan hanya untuk gejala sedang hingga berat yang tidak merespons pengobatan. Untuk menanganinya, pasien dapat diobati dengan cara pembedahan, perawatan ablasi uap, dan perawatan laser.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah