Ibu Menyusui Jangan Bingung Soal ASI Eksklusif dan Puasa, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Anak

- 19 Februari 2023, 10:46 WIB
Ilustrasi ASI
Ilustrasi ASI /Pixabay/Natalya Trofimchuk

HARIAN BOGOR RAYA - Bayi usia di bawah 6 bulan disarankan agar ibu memberi ASI eksklusif.

Selain memberi ASI eksklusif, ibu dengan bayi di bawah usia 6 bulan juga disarankan menunda puasanya dan menggantinya di lain waktu.

"Kalau dia bayi ASI eksklusif, masih di bawah 6 bulan dan belum makan, masih sangat tergantung sama ibunya untuk susunya dan nutrisinya. Saya tidak menyarankan untuk berpuasa," ucap dokter spesialis anak, dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A.

Baca Juga: Jadwal Acara TV MNC TV dan SCTV Hari Ini Lengkap Minggu 19 Februari 2023: Upin Ipin, Blockbuster, Tajwid Cinta

Sementara, dokter speisalis anak dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jeane, juga memberi penjelasan seputar menyusui di bulan puasa.

Menurut Jeanne, ASI yang diproduksi ibu tidak akan dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya makanan yang dikonsumsi. Ia pun mengingatkan bagaimana cara agar ibu dapat mempertahankan kualitas ASI secara konstan.

"Produksi ASI bukan tergantung dari banyak sedikitnya ibu makan. Perlu diketahui filosofi bagaimana mempertahankan produksi ASI agar tetap terjaga," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Aman Jika Mobil Bergerak, Ketahui Posisi Aman Ibu Menyusui di Dalam Mobil

Untuk memastikan ASI banyak dan berkualitas, ibu harus memperhatikan porsi makan yang seimbang, minum lebih banyak air putih, batasi asupan kafein, perbanyak aktifitas fisik, konsumsi lemak baik, konsumsi protein, sayur, dan buah-buahan yang cukup, pastikan penuhi kebutuhan zat besi, rutin keluarkan ASI baik secara langsung maupun melalui bantuan pompa.

"Kualitas ASI bisa tergantung dari konsumsi makanan ibu sehingga disarankan walaupun ibu berpuasa tetap usahakan makan yang beraneka ragam jenis dan rasanya. Kalau perlu ibu bisa minum vitamin mineral," katanya sebagaimana dikutip dari Antara News.

Maka, tidak ada larangan ibu menyusui jika ingin berpuasa di bulan Ramadhan. Namun yang perlu menjadi catatan, jika anak masih berada di bawah usia 6 bulan, tampaknya puasa perlu dipertimbangkan lagi.

Baca Juga: Jadwal Acara TV ANTV dan NET TV Hari Ini Minggu 19 Februari 2023, Saksikan Nakusha, Net Drakor Platinum

Puasanya Ibu Menyusui dalam Islam

Dilansir dari Kankemenag Kota Palangkaraya, dalam Islam, ibu yang menyusui diperbolehkan tidak berpuasa apabila ibadahnya itu bisa membahayakan kesehatannya dan sang anak, atau salah satu di antara mereka berdua.

Ketentuan ini merujuk pada madzhab syafi’i, yang menyebut jika seorang perempuan menyusui puasa dan dikhawatirkan akan membawa dampak negatif pada dirinya beserta anaknya, atau dirinya, atau anak saja, maka dia wajib membatalkan puasanya.

Baca Juga: Peringati Isra Mi'raj, Dandim 0621 Kabupaten Bogor Ajak Personelnya Dalami Kisah Nabi Muhammad SAW

Akan tetapi, ibu perlu memenuhi kewajibannya dengan cara qada atau membayar fidyah sesuai ketentuan Islam.

اَلشَّافِعِيَّةُ قَالُوا اَلْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ إِذَا خَافَتَا بِالصَّوْمِ ضَرَرًا لَا يُحْتَمَلُ سَوَاءٌ كَانَ الْخَوْفُ عَلَى أَنْفُسِهِمَا وَوَلِدَيْهِمَا مَعًا أَوْ عَلَى أَنْفُسِهِمَا فَقَطْ أَوْ عَلَى وَلَدَيْهِمَا فَقَطْ وَجَبَ عَلَيْهِمَا الْفِطْرُ وَعَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ فِي الْأَحْوَالِ الثَّلَاثَةِ وَعَلَيْهِمَا أَيْضًا اَلْفِدَيَةُ مَعَ الْقَضَاءِ فِي الْحَالَةِ الْأَخِيرَةِ وَهِيَ مَا إِذَا كَانَ الْخَوْفُ عَلَى وَلَدِهِمَا فَقَطْ

“Madzhab syafii berpendapat, bahwa perempuan hamil dan menyusui ketika dengan puasa khawatir akan adanya bahaya yang tidak diragukan lagi, baik bahaya itu membahayakan dirinnya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja. Maka dalam ketiga kondisi ini mereka wajib meninggalkan puasa dan wajib meng-qadla`nya. Namun dalam kondisi ketiga yaitu ketika puasa itu dikhawatirkan memmbayahakan anaknya saja maka mereka juga diwajibkan membayar fidyah”. (Abdurrahman al-Juzairi, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-2, h. 521).

Di sisi lain, anjuran puasa atau tidaknya ibu menyusui perlu didasari oleh alasan yang kuat, seperti riwayat medis sebelumnya atau saran dari dokter.

مَعْرِفَةُ ذَلِكَ بِالتَّجْرِبَةِ أَوْ بِإِخْبَارِ الطَّبِيبِ الثِّقَةِ أَوْ بِغَلَبَةِ الظَّنِّ

“Untuk mengetahui apakah puasa tersebut bisa membahayakan (bagi dirinya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja)bisa melalui kebiasaan sebelum-sebelumnya, keterangan dokter yang terpecaya, atau dengan dugaan yang kuat” (As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Kairo-Fath al-I’lam al-‘Arabi, 2001, juz, 2, h. 373).

Baca Juga: PVMBG Mengabarkan Gunung Karangetang Mengalami Erupsi

Perlu diketahui, banyak ibu yang bertanya apakah ibu menyusui boleh berpuasa? Mendekati bulan suci Ramadhan, rasa bimbang mungkin tebersit di benak para ibu muda yang baru memasuki tahap 'mengASIhi' anaknya.

Keraguan seperti kuantitas hingga kualitas ASI mungkin diragukan saat seorang ibu berpuasa. ***

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x