HARIAN BOGOR RAYA - Tujuan penghitungan kebutuhan energi per kilogram berat badan berdasarkan aktivitas adalah guna menjaga keseimbangan asupan energi yang masuk ke tubuh dan pengeluaran atau pembakaran energi melalui aktivitas keseharian.
Jika asupan energi yang masuk ke tubuh berlebihan dan tidak seimbang dengan yang dikeluarkan,maka, akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh dan bisa menyebabkan kegemukan atau obesitas.
"Masalahnya, zaman sekarang sangat mudah membeli makanan. Semua jenis makanan yang ada bisa (dibeli) online dengan berbagai macam variasinya. Kemudian, makanan enak itu yang manis-manis dan mengandung lemak tinggi sehingga, input-nya akan menjadi tinggi," ujar dokter spesialis penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Em Yunir, terkait energi.
Baca Juga: Manfaat Nasi Putih Selain Sumber Energi Namun Perlu Diketahui Juga Efek Sampingnya Cek Apa Saja
Jika seseorang kurang beraktivitas fisik, tetapi asupan kalori banyak, kalori itu tidak terbuang. Dalam jangka panjang, kata Yunir, kelebihan input makanan atau kalori menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh
"Kelebihan makan sebesar 500 kalori, dalam satu bulan bisa menumpuk sel lemak sekitar 2 kilogram," kata Yunir melanjutkan.
Kemudian ketika seseorang mulai mengalami kegemukan, sel-sel lemak yang menumpuk akan mengeluarkan zat beracun yang dapat menyebabkan peradangan.
"Jadi, dalam sistem tubuh kita, terjadi peradangan yang meluas, yang menyebabkan insulin tidak maksimal, kemudian hormon leptin juga menjadi menurun fungsinya, ada keracunan yang disebut sebagai lipotoxicity, kolesterol tinggi, dan beberapa hal yang menyebabkan risiko diabetes menjadi lebih besar," kata Yunir.