Network
HARIAN BOGOR RAYA – Paparan polusi udara yang dialami anak sejak masih dalam kandungan hingga dilahirkan bisa memicu gangguan di sistem respiratori. Lalu menyebabkan anak mengidap penyakit asma, dan batuk.
Saat janin di dalam kandungan, janin bisa terpapar polusi udara dari transplasental sang ibu yang terpapar polusi udara. Polusi udara yang dialami anak yang sudah lahir bisa berasal dari sistem organ seperti kulit, udara yang dihirup, dan makanan yang masuk ke saluran cerna.
Polusi udara yang dihirup terus menerus bisa memicu iritasi, berujung pada peradangan mulai dari hidung sebagai pintu gerbang sistem respiratori. Peradangan itu bisa menyebabkan infeksi di daerah faring, laring dan kemudian paru-paru.
Baca Juga: Studi Sorot Hubungan Polusi Udara dan Kesehatan Mental
Dan diketahui, polusi mencekik di DKI Jakarta selama beberapa pekan terakhir memicu masyarakat mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Masyarakat mendesak pemerintah segera mencari solusi soal kondisi polusi udara itu.
Risiko paparan polusi udara tak hanya dialami orang dewasa saja, bahkan anak-anak menjadi kaum rentan yang ikut terkena dampaknya. Demikian diungkap Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K). Ia pun menyebut, anak sudah bisa terpapar polusi udara bahkan saat masih berada di dalam kandungan hingga dilahirkan.
Paparan polusi udara juga bisa mengganggu masalah tumbuh kembang anak. Darmawan menyebut anak akan rentan dengan masalah neurologi, gangguan saraf yang memicu gangguan mental dan gangguan perkembangan gerak motoric baik kasar maupun halus.
Baca Juga: 8 Makanan yang Cocok Dikonsumsi Saat Polusi Udara Meningkat
“Artinya kalau semakin usia muda pada saat terpajan, semakin besar dampak negative kerusakan yang disebabkan oleh pajanannya,” kata Darmawan, dikutip dari Antara pada Minggu, 20 Agustus 2023.
