Namun, meski berada di tengah tekanan konflik politik dengan Israel, pegiat fesyen di Palestina tetap bisa berkarya dan menghasilkan produk dengan menerobos batasan-batasan yang ada.
"Terisolasi satu sama lain secara geografis, sebagian besar perajin yang bekerjasama dengan kami belum pernah bertemu dan bahkan perlu bekerjasama secara digital untuk menghidupkan garmen, mewakili upaya kreatif yang telah mengalahkan batasan yang ada," tulis Nol Collective, sebuah inisiatif yang didirikan oleh Yasmeen Mjalli.
Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Meletus, Kemlu RI Desak Permintaan Penting
Mjalli pun melahirkan Nol Collective lantaran terdorong untuk menghidupkan kembali praktik-praktik masyarakat adat Palestina dalam menghasilkan karya fesyen tradisional yang unik.***