Kue Keranjang dan Fakta Dibaliknya Hingga Sejarah Kue Keranjang

- 11 Februari 2024, 13:33 WIB
Ilustrasi kue Keranjang.
Ilustrasi kue Keranjang. /whattocooktoday.com/

Masyarakat Tionghoa kala itu, tidak hanya membawa kepentingan agama, ekonomi dan budaya, mereka juga turut membawa berbagai komoditas pangan negara asal mereka yang saat ini telah menjadi makan sehari-hari masyarakat di Indonesia.

"Yang pasti, dalam perjalanan sejarah kuliner Indonesia memang tidak bisa dihindari dari pengaruh-pengaruh Tionghoa. Mereka banyak memperkenalkan komoditas pangan yang dibudidayakan di negara mereka. Sehingga, saat ini kita mengenal kedelai dan juga olahan turunannya seperti kecap, tahu maupun tauco," tutur dia.

Baca Juga: Cara Bertahan Usaha Kue Keranjang, Permintaan Meningkat Jekang Tahun Baru Imlek

Perayaan Imlek bagi sebagian besar masyarakat keturunan Tionghoa tidak pernah lepas dari yang hidangan khas nan legit bernama kue keranjang.

Kue yang memiliki rasa manis dan tekstur kenyal serta lengket ini memiliki arti dan filosofi yang begitu bermakna bagi masyarakat Tionghoa.

"Kue keranjang ini kan dibuat dari gula, ketan dan juga air. Jadi, dalam kue keranjang itu memiliki filosofi yang begitu erat dalam kehidupan kita," kata pemilik kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari yang sudah melakoni usaha ini sejak tahun 1988, saat dijumpai di Sawangan, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Tren Riasan Tahun Baru Imlek 2024, Tidak Perlu Pakai Eyeliner?

Menurut dia, rasa manis yang dihasilkan dari gula itu diyakini akan dapat memberikan berbagai hal positif dalam kehidupan di tahun yang baru Imlek seperti rejeki, hubungan yang jauh lebih baik antar sesama dan juga anggota keluarga.

Sedangkan tekstur yang kenyal dan juga lengket, dipercayai oleh masyarakat Tionghoa akan dapat meningkatkan hubungan yang erat antar anggota keluarga, sanak saudara dan juga kerabat.

Dengan dimensi yang bulat, seolah kue ini ingin mempresentasikan keutuhan hubungan antar sesama, baik keluarga, tetangga serta masyarakat sekitar agar senantiasa bergandeng tangan tanpa harus mendahulukan ego masing-masing.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah