Obat Metformin dan Diagnosis Kesehatan Menurut Peneliti

- 24 Mei 2024, 06:14 WIB
Ilustrasi - Obat Tumpukan
Ilustrasi - Obat Tumpukan /KarawangPost/Foto/Pixabay - Pexels

HARIAN BOGOR RAYA - Demi memahami hubungan antara penggunaan obat metformin dan diagnosis kesehatan, peneliti memakai data dari registri Denmark, membandingkan 3.816 kasus MPN dengan lebih dari 19 ribu kontrol yang tidak memiliki kondisi itu.

Sedikit lebih dari 8 persen dari kelompok kontrol sudah mengonsumsi obat metformin, dibandingkan dengan 7 persen dari orang yang memiliki MPN. Di antara kelompok kontrol, 2 persen telah mengonsumsi metformin selama lebih dari lima tahun. Dan hanya 1,1 persen yang telah mengonsumsinya dalam jangka panjang pada mereka yang mengembangkan MPN.

"Hubungan dosis-respons mendukung asosiasi dengan durasi pengobatan yang meningkat, terutama lebih dari lima tahun," catat para peneliti, soal obat metformin.

Baca Juga: Peneliti: Kaum Pria Punya Risiko Komplikasi Tinggi Soal Penyakit Diabetes

Catatan peneliti, bahkan setelah penyesuaian untuk faktor-faktor confounding potensial, efek perlindungan metformin masih diamati dalam semua subtipe MPN. Efek terbesar terlihat pada subtipe polisitemia vera (PV) dan trombositemia esensial (ET).

"Hubungan dosis-respons diamati ketika durasi pengobatan kumulatif dianalisis, dan hal ini konsisten dalam analisis stratifikasi jenis kelamin, usia, dan subtipe MPN. Kesimpulannya, penggunaan metformin terkait dengan peluang yang jauh lebih rendah untuk menerima diagnosis MPN, menunjukkan potensi efek pencegahan kanker. Karena desain retrospektif, kausalitas tidak dapat disimpulkan," kata peneliti, menyimpulkan.

Sementara, metformin, obat diabetes yang populer lantaran ada sifat penurunan glukosa, bisa bermanfaat dalam mencegah kanker darah, ungkap sebuah studi.

Baca Juga: Polsek Cisarua Ungkap Kasus Tindak Pidana Peredaran Narkotika Obat Keras Terbatas

Dilansi dari Medical Dailymelalui Antara, studi menunjukkan bahwa penggunaan metformin tidak hanya terbatas pada diabetes, tetapi juga dapat digunakan untuk kondisi seperti penyakit gusi, atrofi otot, COVID-19 jangka panjang, dan untuk mempromosikan penuaan yang sehat.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah