Stroke dapat terjadi karena bekuan darah (stroke iskemik) atau pendarahan di jaringan otak (stroke hemoragik). Sekitar setengah dari pasien stroke mungkin mengalami gangguan jangka panjang.
Hasil penelitian mempunyai arti penting mengingat meningkatnya kejadian stroke di kalangan individu di bawah 50 tahun.
Baca Juga: Kenali Gejala Stroke dan Segeralah konsultasikan Dengan Dokter
Tim peneliti menggunakan data dari sampel nasional yang mewakili 1,7 juta anak muda Israel yang menjalani tes fungsi kognitif komprehensif sebelum wajib militer. Studi tersebut memiliki data partisipan berusia antara 16-20 tahun, dari tahun 1987 hingga 2012.
Berdasarkan hasil tes kognitif, peserta dikelompokkan menjadi kelompok kecerdasan rendah (skor IQ di bawah 89), sedang (kisaran skor IQ: 89–118), atau tinggi (skor IQ di atas 118). Data peserta kemudian dihubungkan dengan Israel National Stroke Registry.
Sebanyak 908 kasus stroke tercatat selama periode penelitian, 767 di antaranya adalah stroke iskemik dan 141 karena pendarahan. Angka kematian adalah 5 persen dan 62 persen kematian tersebut terjadi dalam waktu satu bulan setelah stroke.
Baca Juga: Langkah Agar Ibu Hamil Waspada Soal Faktor Keturunan Stroke dalam Keluarga
Usia rata-rata stroke pertama berdasarkan penelitian itu adalah 39,5 tahun. Mereka yang memiliki skor kemampuan mental rendah hingga sedang, insiden kedua jenis stroke lebih tinggi, khususnya stroke iskemik.***