Alasan Pentingnya Survei Terkait Indeks Literasi Digital

7 Februari 2023, 19:57 WIB
Ilustrasi literasi digital..(Pexels/Roberto Nickson) /

HARIAN BOGOR RAYA - Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto turut menyampaikan alasan pentingnya survei terkait indeks literasi digital. Menurut dia, survei terkait indeks literasi digital ini menjadi penting.

Pasalnya, terkait indeks literasi digital dapat dijadikan tolok ukur pencapaian kerja di periode tertentu.

Survei terkait indeks literasi digital ini juga dapat memberikan informasi mengenai titik kelemahan yang dimiliki oleh kinerja tahun sebelumnya.

Baca Juga: Polres Aceh Timur Gelar Apel Pasukan Operasi Keselamatan Seulawah 2023

Sehingga, dari survei terkait indeks literasi digital ini dapat dilakukan evaluasi untuk menjadi lebih baik di tahun selanjutnya.

Menurut hasil survei terkait indeks literasi digital, pilar keamanan digital menjadi yang paling rendah di antara pilar-pilar lainnya. Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian di rencana kerja tahun selanjutnya.

“Keamanan digital menjadi pilar yang paling rendah. Tentu itu adalah PR [Pekerjaan Rumah] bagi kami karena teknologi itu berubah, modusnya juga berubah, dan bahkan sekarang teknologi membawa efek psikologis. Itu akan menjadi concern di tahun 2023 ini,” kata Bonifasius.

Baca Juga: Presiden Jokowi: NU Akan Tumbuh Makin Kokoh dan Mampu Jadi Teladan Dalam Keber-islaman Yang Moderat

Survei Indeks Literasi Digital dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika setiap tahun di 34 provinsi dan mencakup 514 kabupaten/kota. Survei dilakukan secara tatap muka

terhadap 10 ribu responden. Survei ini dilakukan guna mengetahui target masyarakat yang membutuhkan literasi digital, materi yang tepat untuk diberikan, serta strategi yang efektif untuk melakukan literasi digital.

Perlu diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center meluncurkan Status Literasi Digital Indonesia 2022. Vivi Zabkie menyampaikan ada beberapa temuan perubahan pola hidup masyarakat yang berhubungan dengan intensitas penggunaan internet.

Baca Juga: Gempa di Turki, Korban Terjebak Reruntuhan Bangunan Bertingkat Siarkan Kondisi di Media Sosial

“Orang sudah banyak bercakap offline, tapi belanja [produk digital]-nya naik. Kenapa bisa begini? Kemungkinan bisa dijawab dengan temuan lain yang menunjukkan bahwa platform media sosial yang digunakan lebih banyak yang berbasis video. Intensitas [penggunaan internet] menurun, [akan tetapi] belanja [produk digital] naik karena konsumsinya untuk produk yang kuotanya mahal," kata Vivi Zabkie, Deputy Head Katadata Insight Center dalam keterangan di Jakarta, Selasa 7 Februari 2023.

Vivi juga menyampaikan bahwa responden yang mengikuti kegiatan Literasi Digital otomatis memiliki tingkat literasi digital yang semakin baik. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan indeks literasi digital antarprovinsi yang tidak terlalu signifikan atau mulai ada pemerataan. Adapun lima provinsi yang memiliki indeks Literasi Digital tertinggi adalah D.I Yogyakarta (3,64), Kalimantan Barat (3,64), Kalimantan Timur (3,62), Papua Barat (3,62), dan Jawa Barat (3,61).

Di kesempatan yang sama, Ketua Siberkreasi Donny Budi Utoyo menyoroti hasil survei yang menyatakan bahwa media sosial menjadi medium nomor dua yang dipercaya oleh masyarakat sebagai sumber informasi setelah televisi. Donny menyampaikan bahwa, media sosial menjadi tempat pertempuran antara informasi positif dan negatif. Hal tersebut menuntut para penggunanya untuk menjadi khalayak aktif yang harus selektif dan bijak dalam memilih informasi.

Baca Juga: Polres Bogor Mulai Gelar Operasi Lodaya 2023

“Tidak apa-apa percaya kepada media sosial [sebagai sumber informasi] asal tahu media sosial mana yang memberikan informasi positif dan terpercaya,” kata Donny.

Sebelumnya diumumkan Status Literasi Digital Indonesia pada tahun 2022 yang mengalami kenaikan menjadi 3,54 dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu 3,49. Skor tersebut menunjukkan bahwa Literasi Digital masyarakat Indonesia berada pada kategori “sedang”.

Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2022 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Etika Digital (Digital Ethics), Keamanan Digital (Digital Safety), dan Budaya Digital (Digital Culture). Pilar Budaya Digital (3,84) memiliki skor tertinggi, diikuti Etika Digital (3,68), Kecakapan Digital (3,52) dan Keamanan Digital (3,12).

Baca Juga: Aksinya Diketahui Warga, Terduga Pelaku Pencuri Sepeda Motor Diamankan Polsek Cibinong

“Hasil survei ini menjadi pijakan bagi kami dalam melakukan pemetaan target sasaran serta pemetaan kebutuhan literasi digital masyarakat, agar Program Nasional Literasi Digital dapat dieksekusi secara efektif dan tepat sasaran,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam sambutannya.***

 

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Riset Perubahan Gaya Hidup: Penggunaan Internet Turun, Belanja Produk Digital Naik

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler