Gunung Merapi Keluarkan Suara Gemuruh, BPBD Boyolali Ambil Tindakan

11 Maret 2023, 17:04 WIB
Gunung Merapi Kembali Erupsi, BPBD Klaten: 3 Kawasan Rawan Bencana Aman dari Dampak Erupsi /Antara

HARIAN BOGOR RAYA - Warga di sekitar Desa Tlogolele masih beraktivitas seperti biasa meski Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh dan kondisi terkini di Tlogolele sudah mulai cerah.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Rima Kusuma mengaku pihaknya sedang menuju ke lokasi hujan abu guna melihat kondisi perkembangan terbaru.

"Kami telah membagikan masker untuk membantu warga dalam antisipasi abu vulkanik," ujarnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Mengeliat, Sebanyak Tujuh Kali Gugurkan Lava Pijar

Sementara, Kepada Desa Klakah Selo Boyolali, Marwoto menuturkan bahwa Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh dari puncak terdengar di Desa Klakah sekira pukul 12.15 WIB dan kemudian mengeluar asap tebal warna putih ke atas cukup tinggi. 

Hujan abu dampak dari erupsi Gunung Merapi mulai turun di wilayah Desa Klakah terjadi sekira pukul 12.40 WIB. Abu itu, terbawa angin menuju ke wilayah Klakah.

"Kondisi Desa Klakah sebagai dampak hujan abu dari puncak Merapi masih aman terkendali. Namun, warga tetap menjaga kewaspadaan sambil mengamati dan menunggu informasi perkembangan terkini," katanya.

Baca Juga: Pasca Erupsi Gunung Karangetang, Warga Masih Diungsikan

Hujan abu yang mengguyur di wilayah Klakah lumayan tebal dan abu cukup merata serta warga juga sebagian sudah mengenakan masker untuk mengantisipasi abu vulkanik dampak erupsi. Sementara itu, Kepala Desa Tlogolele Selo L. Ngadi mengatakan terjadi erupsi Merapi terdengar dari Desa Tlogolele sekitar pukul 12.15 WIB. Tlogolele sekitar 30 menit kemudian terjadi hujan abu cukup pekat.

"Kami dampak hujan abu di Desa Tlogolele kini sedang membagikan masker untuk antisipasi terjadi infeksi saluran pernafasan untuk warga," tuturnya, dilansir dari Antara.

Sementara, sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terdampak hujan abu dari awan panas guguran (APG) Gunung Merapi. Awan Panas Guguran terjadi pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB.

Baca Juga: Kondisi Terkini Gunung Api Semeru

Petugas Pos Pemantau Gunung Merapi, Babadan Yulianto menuturkan bahwa beberapa daerah terdampak hujan abu, yakni Kecamatan Dukun, Sawangan, dan sebagian Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Sejumlah desa yang telah melaporkan terjadi hujan abu, antara lain Paten, Keningar, Mangunsuko, Dukun, dan Sengi untuk wilayah Kabupaten Magelang.

Kemudian untuk wilayah Boyolali, yakni Tlogolele, Klakah, Jrakah, Wonolelo, dan Krogowanan. "Ketebalan abu tidak begitu tebal karena tersapu angin," ucap Babadan Yulianto.

Dia menjelaskan, awan panas guguran ini akibat kubah lava sebagian longsor. Secara umum, katanya hujan abu Gunung Merapi ini tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Baca Juga: Gunung Semeru di Lumajang Keluarkan Awan Panas, PVMBG Tunjukkan Data

Tidak hanya di Kabupaten Magelang, 2 desa di Kabupaten Boyolali, yakni Klakah dan Tlogolele di Kecamatan Selo, terjadi hujan abu sebagai dampak dari erupsi Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Erupsi Merapi 2023

Sepanjang 2023, Gunung Merapi tercatat mengalami erupsi pada Sabtu, 7 Januari 2023. Erupsi terjadi beberapa kali dengan jangka waktu berbeda, yakni:

1. Pukul 6.11 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 300 m di atas puncak (kurang lebih 3.191 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasi 45 detik.

Baca Juga: PVMBG Mengabarkan Gunung Karangetang Mengalami Erupsi

2. Pukul 9.44 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak (kurang lebih 3.091 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2,4 mm dan durasi 109 detik.

3. Pukul 10.34 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 250 m di atas puncak (kurang lebih 3.141 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 40 detik.

4. Pukul 11.35 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 4,5 mm dan durasi 30 detik.

Baca Juga: Status Gunung Karangetang Level 3, PVMBG Himbau Masyarakat Untuk Patuhi Radius Bahaya

5. Pukul 11.44 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2,2 mm dan durasi 31 detik.

6. Pukul 12.30 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23,4 mm dan durasi 39 detik.

7. Pukul 14.51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak (kurang lebih 3.091 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 mm dan durasi 46 detik.

Baca Juga: Gunung Semeru di Lumajang Keluarkan Awan Panas, PVMBG Tunjukkan Data

8. Pukul 17.15 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 3,4 mm dan durasi 62 detik.

9. Pukul 18.21 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 1,9 mm dan durasi 62 detik.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler