Bersiap Musim Kemarau, BMKG Imbau Hal Penting dan Berkoordinasi

- 28 Januari 2023, 20:17 WIB
Ilustrasi musim kemarau.
Ilustrasi musim kemarau. /Pixabay/gdakaska/

Ia pun mengimbau masyarakat agar dapat meningkatkan kewaspadaaan untuk menghadapi transisi pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau.

Baca Juga: Kekerasan Dalam Rumah Tangga Venna Melinda Berbuntut Panjang, Hotman Paris Tegaskan Semua Saksi

Diketahui, sebagian besar wilayah di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang akan terjadi pada Maret, April, dan Mei 2023.

Imbauan tersebut terlebih ditujukan untuk masyarakat yang tinggal di wilayah Sulawesi, Papua barat bagian utara, dan sebagian kecil wilayah Papua.

Menurut Dwikorita, transisi musim tersebut menimbulkan fenomena cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung, angin kencang, hujan lebat dengan periode singkat yang memicu bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: BMKG Ungkap Terjadinya Fenomena La Nina, Waspada Potensi Karhutla

Masyarakat pun diminta untuk bersiap menghadapi musim kemarau. Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering jika dibandingkan dengan masa 3 tahun berturut-turut sebelumnya.

“Mulai saat ini, saat masih musim hujan, seluruh pihak, seluruh masyarakat berupaya bersama dengan Pemerintah Daerah memanen air hujan, menyimpan air hujan yang turun untuk memenuhi waduk-waduk, embung-embung, kolam-kolam, untuk diresapkan itu jangan disia-siakan langsung lari ke laut atau ke sungai," kata Dwikorita, dikutip pada Sabtu, 28 Januari 2023.

Puncak musim kemarau akan berlangsung pada Juni dan Juli, berlanjut hingga September. Hal tersebut pun akan terjadi di hampir seluruh wilayah di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan.***

 

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x