Risiko Suhu Ekstrem Tinggi dan Suhu Ekstrem Rendah Bagi Anak, Penting Orangtua Tahu

- 4 Mei 2023, 20:23 WIB
Ilustrasi suhu
Ilustrasi suhu /Antara/Raisan Al Farisi/

HARIAN BOGOR RAYA - Suhu ekstrem berisiko bagi anak, bukan hanya panas. Suhu ekstrem berisiko pada anak, termasuk suhu ekstrem rendah. Suhu ekstrem rendah membuat bayi hipotermia dan terancam jiwanya.

Untuk suhu ekstrem rendah, orangtua untuk memberikan perlindungan pada bayi dengan memberikan pakaian panjang dan kaus kaki.

“Untuk yang suhu yang ekstremnya rendah, maka kita memberikan perlindungan pada bayi dengan memberikan pakaian yang panjang, menggunakan kaus kaki juga mencukupkan cairannya supaya bayi tidak jatuh dalam kondisi hipotermia,” ucap Nastiti, soal suhu ekstrem.

Baca Juga: Suhu Bumi Naik, PBB Ungkap Permintaan Bagi Negara-negara Industri

Cuaca dengan temperatur yang meningkat juga bisa menimbulkan kekeringan sehingga faktor debu dan polusi juga bisa meningkat. Nastiti menyarankan orang tua untuk memberikan tindakan pencegahan dengan menggunakan masker atau menggunakan face shield (pelindung wajah).

Jika bayi baru lahir, Nastiti menyarankan orangtua sering membawa anak mereka bepergian. Orangtua juga perlu memantau aktivitas anak apakah tetap aktif atau tampak mengantuk lemas dan segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami hal-hal tersebut.

Baca Juga: Ini Kata Pengamat Otomotif Terkait Suhu Tinggi Picu Risiko Terbakarnya Kendaraan

Dokter spesialis anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengingatkan orangtua untuk memastikan bayi tidak kekurangan cairan untuk mencegah terjadinya sakit atau kematian bayi pada kondisi perubahan suhu ekstrem.

“Kalau kita mengalami peningkatan kenaikan suhu yang cukup dramatis di lingkungan kita maka kita harus memastikan bahwa anak itu tidak kekurangan cairan. Tentu kita bisa memberikan minum yang lebih banyak dari biasanya,” ucap Nastiti, dilansir dari ANTARA.

Penelitian di Kanada, kata Nastiti, menunjukkan ada hubungan antara peningkatan suhu ekstrem dengan kematian mendadak bayi terutama pada usia 3-12 bulan. Saat suhu meningkat maka akan terjadi penguapan atau evaporasi sehingga bayi bisa jatuh dalam kondisi dehidrasi.

Baca Juga: Fakta Informasi Minum Air Dingin Saat Suhu Tinggi Bikin Pembuluh Darah Pecah, Beredar Luas di WhatsApp

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu juga mengatakan cairan merupakan komponen yang penting untuk kelangsungan hidup bayi sehingga dehidrasi bisa mengancam jiwa. Hal itu juga dikaitkan dengan belum matangnya pengatur suhu di otak bayi.

“Kita tahu bahwa bayi itu masih mengalami proses tumbuh kembang termasuk organ-organ pentingnya. Jadi, mereka makin muda (baru lahir) makin sensitif terhadap perubahan mendadak lingkungan termasuk suhu,” ucap Nastiti.

Nastiti juga mengingatkan untuk ibu yang sedang menyusui untuk meningkatkan konsumsi cairan supaya produksi ASI meningkat. Jika produksi ASI meningkat, bayi juga mendapatkan cairan lebih banyak.

Baca Juga: BMKG Ungkap Wilayah dengan Suhu Maksimum Harian Tertinggi dan Sebab Indonesia Alami Suhu Panas

Konsumsi cairan pada ibu menyusui bisa didapatkan dari air putih, jus atau minuman susu.

Selain itu, untuk mengurangi paparan suhu ekstrem yang meningkat, anak perlu dibatasi aktivitas di luar ruangan jika suhu sedang panas. Beri juga tabir surya khusus untuk anak.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x