Bulog Sampaikan Kelangkaan dan Mahalnya Harga Beras di Sejumlah Ritel Modern

- 13 Februari 2024, 20:09 WIB
Ilustrasi beras/foto: iStock
Ilustrasi beras/foto: iStock /enviromantic/Getty Images

HARIAN BOGOR RAYA - Kelangkaan dan mahalnya harga beras di sejumlah ritel modern yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya dipicu akibat naiknya harga gabah di semua sentra produksi. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.

Saat diskusi bersama sejumlah awak media terkait Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Jakarta, Selasa 13 Febuari 2024, Bayu menerangkan bahwa harga gabah ditingkat produsen sudah mencapai Rp8.000–an, di daerah produksi harga berasnya sudah Rp15 ribu-an.
 
"Ini terjadi di seluruh Indonesia, praktis di seluruh sentra produksi,”ujarnya.
 
Baca Juga: Tata Cara Nyoblos 5 Surat Suara pada Pemilu 2024

Menurutnya, bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, yakni mencapai Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram (kg) di sebagian wilayah Indonesia.

Harga Eceran Tertinggi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu sebesar Rp13.900 per kilogram, sedangkan untuk harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.000.

Bayu pun menyampaikan beberapa data terkait harga gabah petani dan harga beras di sentra produksi di sebagian wilayah Indonesia yang diambil berdasarkan data per 12 Februari 2024,di antaranya Karawang harga gabah Rp7.150, sedangkan harga beras premiumnya Rp14.333; di Indramayu harga gabah dijual Rp7.350. Kemudian harga beras premium itu Rp15.400;
 
Baca Juga: Pemindahan ASN ke IKN Akan Dimulai Jika Huniannya Telah Rampung
 
Selain itu, di Banyumas harga gabah Rp8.500, harga beras premium Rp15.000; Lalu, di Sragen harga gabah Rp8.100 harga beras premium nya Rp14.200; di Sidrap Sulawesi Selatan harga gabah Rp7.900 harga beras premium Rp14.050; di Ngawi harga gabah Rp8.200 harga beras Rp15.700.

Jadi menurutnya, kondisi harga gabah yang sudah mencapai di atas Rp7.500 itu terjadi di hampir semua sentra produksi.
 
"Tentu kami tidak pake sensus hanya ambil case saja, tapi harganya biasanya tidak jauh beda dengan yang lain,”kata Bayu.
 
Baca Juga: Polres Bogor Gelar Apel Gabungan Pengecekan Personel dan Sarpras

Terkait kelangkaan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), sejumlah ritel modern enggan menjual beras yang melanggar HET. hal itu dikarnakan reputasinya. kalau sampai ketahuan dan ada yang foto maka itu akan menimbulkan masalah bagi ritel moderntersebut.

“Ritel modern kira-kira berani enggak melanggar HET, kenapa nggak berani? Karena mengenai reputasinya, jadi kalau sampai ketahuan dan ada yang foto maka itu akan menimbulkan masalah bagi si ritel modern itu,” ujar Bayu,

Kemudian ia mencontohkan misalnya jikasebuah minimarket yang melanggar ketentuan HET, maka seluruh minimarket tersebut terkena dampaknya. karena yang bertanggungjawab adalah manajemen dari minimarket tersebut.
 
Baca Juga: Polres Bogor Gelar Apel Gabungan Pengecekan Personel dan Sarpras

Untuk di pasar tradisional, menurutnya memang masih memiliki stok beras, namun harga berasnya mahal di atas HET. Bayu mengatakan bahwa ini merupakan situasi saat ini mengenai beras ditanah air.

Peran Bulog sendiri, sebagaimana diketahui ada tiga, tugas kita harus stabilisasi dan menyediakan alternatif bagi mereka yang paling membutuhkan.***

Editor: Herawati Nurlia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x