Banjir Besar yang Rendam Demak hingga Kudus Akibat Pengaruh Alam

- 21 Maret 2024, 04:55 WIB
evakuasi warga terdampak banjir
evakuasi warga terdampak banjir /edy/portalkudus.com

HARIAN BOGOR RAYA - Peristiwa banjir besar yang merendam Demak hingga Kudus, menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) murni akibat pengaruh alam akibat kondisi cuaca ekstrem, tidak ada kaitannya dengan isyarat kemunculan kembali selat Muria.

Menurut peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Eko Soebowo, dikutip dari Antara, Rabu 20 Maret 2024, Cuaca memang ekstrem dan daerah aliran sungai di wilayah sana tidak mampu menampung volume air hujan yang tinggi karena terjadi sedimentasi.

Eko mengungkapkan penyebab terjadinya banjir dikibatkan karna kegiatan pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan, itu menjadi pemicu sedimentasi yang terjadi di sisi selatan.

Baca Juga: Inilah Partai Politik yang Lolos ke Senayan, PDIP Berada Diurutan Pertama

Pembenahan tata guna lahan, Kawasan konservasi dan kawasan lindung yang dulu dibuka untuk kawasan komersial dan perumahan harus dikembalikan lagi fungsinya sebagai zona resapan air hal itu dinaksudkan untuk  mengeringkan kembali daratan Demak hingga Kudus.

Selain itu, pengambilan air tanah juga dapat mengakibatkan penuruban muka tanah, apalagi jika dilakukan secara berlebihan. Bahkan, pengambilan air tanah berlebihan membuat kawasan pesisir pantai utara Jawa mengalami penurunan muka tanah yang signifikan 5 sampai 10 centimeter per tahun

Oleh karna itu, maka tentunya kegiatan tersebut harus dikurangi dengan membangun bendungan yang berfungsi sebagai sumber air bersih bagi masyarakat setempat, seperti Waduk Jatibarang di Semarang dan Waduk Jati Gede di Indramayu.

 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Relawannya Tetap jaga Silaturahmi


Ada baiknya membangun bendungan yang berfungsi sebagai sumber air bersih bagi masyarakat setempat, seperti Waduk Jatibarang di Semarang dan Waduk Jati Gede di Indramayu.

"Apakah banjir terjadi lautan lagi? Menurut pandangan kami itu tidak akan terjadi. Faktor utama kalau itu (daratan) kembali menjadi selat adalah kenaikan muka air laut," kata Eko.**k

Editor: Herawati Nurlia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x