Network
HARIAN BOGOR RAYA - Isu tentang nyamuk ber-Wolbachia dapat menyebarkan virus lesbian, gay, biseksual, dan transgender ( LGBT ) marak dibicarakan benarkah ?
Menurut penjelasan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) Imran Pambudi menegaskan bahwa itu adalah tidak benar allias hoks.
Masyarakat jangan menilai hal yang belum jelas harus diteliti kebenarannya dan perlu mencari sumber yang benar-benar akurat.
Baca Juga: Kenali Karakteristik Nyamuk Aedes Aegypti Hingga Gigitan dari Nyamuk dengan Bakteri Wolbachia
"Ada disinformasi bahwa nyamuk akan masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan LGBT, kalau itu benar, tentu nyamuk ber-Wolbachia harus masuk ke dalam tubuh manusia, padahal secara referensi itu tidak bisa terjadi, karena Wolbachia hanya hidup di tubuh serangga, kalau keluar dari sel dia bisa mati," ujarnya dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes di Jakarta, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut Ia menyebuykan, teknologi Wolbachia ini adalah pelengkap program pengendalian dengue yang sudah ada, seperti pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, atau kelompok kerja operasional (pokjanal) khusus demam berdarah.
Ditambahkan bahwa fokus penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini dilakukan fokus pada enam kota, yakni Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang, dan Denpasar.
Dikatakan menurut Imran menambahkan, nyamuk ber-Wolbachia dapat menurunkan kebutuhan penyemprotan atau fogging hingga 83 persen.
Baca Juga: 5 Fakta Tanaman Serai Senjata Alami Melawan Nyamuk
Sementara itu penelitian hasil studi yang disampaikan oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gajah Mada ( UGM ) Yogyakarta dr. Riris Andono Ahmad memaparkan penerapan nyamuk ber-Wolbhacia lebih tepat dilakukan di kota-kota padat penduduk, karena nyamuk juga memiliki batas terbang.***
