Network
HARIAN BOGOR RAYA - Menjelang tarwiyah, ada imbauan jamaah haji istirahat total dari aktivitas berlebihan. Hal itu dilakukan sepanjang lima hari sebelum puncak haji demi kondisi fisik terjaga.
Tarwiyah sendiri proses menginap peserta calon haji di Mina sebelum calon haji melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Masih soal tarwiyah, sepanjang satu malam sebelum tiba puncak ibadah haji, jamaah melakukan perenungan akan kebesaran Allah SWT dan berdoa serta berdzikir.
Baca Juga: Demi Jaga Daya Tahan Tubuh, Jemaah Haji Perlu Dapat Imunomodulator
Sejarah menunjukkan, jamaah haji singgah di Mina untuk mengumpulkan perbekalan air sebelum menuju Arafah guna menjalani wukuf pada 9 Dzulhijjah.
Ibadah tarwiyah merupakan sunah yang bersifat anjuran, bukan wajib apalagi rukun haji sehingga jamaah tidak perlu membayar dam jika tidak melaksanakannya.
Sementara, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tidak memfasilitasi jika ada jamaah yang melakukan ibadah tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dari Mekkah menuju Mina.
Baca Juga: Saran Penting Bagi Jamaah Calon Haji Demi Terhindar Hipertensi
"Pemerintah tidak menganjurkan karena mengingat kondisi cuaca dan banyak jamaah lansia," kata Kepala PPIH Arab Saudi Daker Mekkah Khalilurrahman, di Mekkah, dilansir dari Antara.
Khalil khawatir jamaah yang melakukan tarwiyah sebelum puncak haji akan sakit saat wukuf sehingga pemerintah tidak merekomendasikan khususnya lansia untuk tarwiyah.
"Mereka yang memaksakan diri untuk tarwiyah kami minta surat pernyataan bersedia menerima konsekuensinya seperti konsumsi, penginapan itu sudah di luar tanggung jawab pemerintah," katanya.
Baca Juga: Update Jamaah Calon Haji Wafat di Arab Saudi, Kadaker Mekkah Angkat Suara
Khalil mengatakan bahwa puncak haji 1444 H/2023 Masehi masuk dalam musim kemarau dengan tingkat cuaca di Arafah dan Mekkah mencapai 45 derajat Celcius.
"Jamaah wajib minum cukup, makanan bergizi cukup, dan banyak istirahat," kata Khalil.***
